Pasuruan (Wartabromo) – Para guru Bimbingan Konseling (BK) di Pasuruan saat ini sudah punya wadah organisasi profesi. Namanya Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). Nah, para pengurus ABKIN Pasuruan Raya ini, Senin (21/10/2019) dilantik di Hotel Horison Pasuruan.
Pelantikan dilakukan Pengurus Daerah ABKIN Provinsi Jatim, Dr Tamsil Muis MPd. Hadir menyaksikan pelantikan itu, Dr Amdani Sarjun MPd (bendahara PB ABKIN pusat), Dr Didik Budiharjo MPd (Pembina ABKIN Pasuruan raya dan Dr Indah Yudiani (Kepala cabang dinas pendidikan Kabupaten dan Kota Pasuruan).
“Organisasi ABKIN ini baru pertama kali di Pasuruan. Harapannya bapak-ibu guru BK bisa meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya. Terutama di era digital saat ini,” ujar Drs Choirul Anwar, ketua panitia sekaligus Ketua Pengurus Cabang ABKIN Pasuruan raya, kemarin.
Usai pelantikan, juga digelar workshop dengan tema ‘Automasi Instrument Test dan Administrasi BK Terstandar Nasional’. Tema ini mengacu pada Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang BK. Workshop ini digelar oleh Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Pasuruan raya.
Sebanyak 147 peserta dari guru BK mengikuti workshop tersebut. Dari jumlah itu berasal dari 51 guru SMP/MTs. Dan 96 guru SMA/SMK dan MA. Peserta workshop dibimbing langsung konselor pendidikan, Dr Amdani Sarjun MPd.
Kacabdin Pendidikan Provinsi Jatim untuk Kabupaten dan Kota Pasuruan, Dr Indah Yudiani mengatakan, saat ini guru harus melek teknologi, termasuk guru BK. Sebab tantangan yang dihadapi generasi milenial semakin komplek.
“Revolusi industri 4.0 menuntut kita untuk melek teknologi IT. Menjadi tugas dan tantangan kita sebagai guru BK untuk menjadi pendamping dan informan yang baik untuk anak-anak kita,” ujar Indah dalams sambutannya.
Indah pun melanjutkan teknologi semakin berkembang, seiring berjalannya waktu.
“Mau apa tinggal klik. Mau apapun tinggal klik. Mau bersih rumah, mungkin karena bapak-ibu guru capek bekerja, tinggal klik. Ini luar biasa”.
Apalagi saat ini, lanjutnya, ada fenomena orang tua yang tidak mau repot dalam mengasuh anak. Banyak anak kecil yang belum waktunya, namun sudah dipegangi HP atau smartphone.
“Iya kalau situs yang dibuka itu positif. Tapi kalau negatif dan berbau kekerasan, pornografi atau yang belum waktunya dibuka anak-anak, maka akan susah untuk dikendalikan. Nah, kalau itu masuk ke otak anak, maka akan semakin susah diarahkan. Ini menjadi tugas yang sinergis. Antara orang tua, guru dan masyarakat. Utamanya guru BK ketika anak berada di sekolah dengan dinamika masalahnya,” tegasnya.
Menanggapi hal ini, Dr Amdani Sarjun menegaskan, perlunya workshop untuk guru BK salah satunya adalah menghadapi problema dari kemajuan IT itu.
“Dengan aplikasi yang kita sharing kan pada para guru ini, maka pelayanan terhadap anak didik kita akan semakin mudah,” tegasnya.