“Ningsih Tinampi sempat bingung cara mengobati orang sakit meski sudah punya’ilmu’nya. Hingga datanglah sebuah mimpi yang menuntun Ningsih.”
Laporan : Maya Rahma
METODE pengobatan yang dilakukan Ningsih Tinampi bisa dibilang berbeda dari pengobatan yang lain. Kebanyakan pasien yang Ia obati ini terkena gangguan makhluk halus. Namun tak sedikit pula yang terkena penyakit fisik pada umumnya.
“Ada karyawanku. Namanya Muji, sakit lambung bertahun-tahun tidak sembuh, tak obati dia muntah-muntah dan akhirnya sembuh,” ungkap Ningsih.
Warga asal Dusun Lebaksari, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan ini kemudian membongkar caranya mengobati para pasien. Ia seringkali menggunakan media wortel bahkan batu dalam mengobati pasien.
“Ya buat nyentuh saja. Kadang pakai wortel, batu, bahkan boneka. Medianya apa saja,” tegasnya.
Ningsih tak pernah mempemasalahkan media yang digunakan untuk mengobati orang yang sakit. Karena dalam menyembuhkan, Ia hanya meminta kepada sang Khalik.
“Bagi saya yang nomer satu itu ya berdoa sama Allah. Jadi doaku cuma satu, ya Al-fatihah saja,” sebut mantan pemilik katering ini.
Surah pertama dalam Al-Quran tersebut kata Ningsih terbukti bermanfaat sebagai perantara menyembuhkan pasien yang sakit. Apapun penyakit yang dimiliki pasien, selalu dibacakan surah Al-Fatihah oleh Ningsih. Setelah itu diakhiri dengan doa.
Perempuan ini kemudian menceritakan pengalaman pertama kali memiliki ‘ilmu’ sebagai perantara kesembuhan orang sakit. Pak Damon, tetangga kampung yang menyadarkan tentang kekuatan Ningsih ini bilang, semua ‘ilmu’ itu berasal dari kekuatan Al-Fatihah.
“Dari alfatihah itu. Ilmu alfatihah, ilmu putih, berupa perempuan cantik, masuk ke badanmu sudah,” kata Ningsih menirukan Pak Damon.
Hal itu pula yang kemudian membuat Pak Damon meminta Ningsih mulai mengobati orang sakit. Perempuan ini bahkan sempat bingung cara untuk mengobati orang sakit. Karena ia tidak merasa bisa mengobati.
Sampai akhirnya ada sebuah mimpi yang datang kepadanya. Mimpi itu berisi banyak pasien yang meminta bantuan untuk diobati. Dari sana ada sebuah petunjuk yang menuntunnya.
“Ngobatinya kamu nanti sama orang, walau kamu tendang, pukul, yang penting kamu sentuh, insya Allah sembuh,” kata Ningsih saat menirukan dialog di mimpinya.
Alfatihan dan sentuhan tangan ini membuat Ningsih bisa menolong karyawan, janda hingga sekarang ribuan pasien baik dari dalam maupun luar negeri.
Ningsih yang awalnya mencari pasien untuk ditolong dengan keluar masuk kampung, sekarang hanya stay di rumah. Ribuan pasien pun menunggu untuk diberi doa oleh Ningsih. (*)