Probolinggo (wartabromo.com) – Kerusuhan terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Warga Probolinggo, yang berada di sana disebut-sebut mengalami trauma hingga ingin pulang.
Ketakutan peristiwa horor saat sepertinya masih membekas. Saat rusuh terjadi, harta benda pun hangus terbakar, menjadi sasaran amuk massa.
Tak terkecuali pada warga Desa Jorongan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, yang berada di sana.
Berdasarkan data yang terhimpun, ada sekitar 250 orang warga Desa Jorongan, yang tertahan di Wamena, Papua. Semuanya berharap untuk pulang. Hanya saja keinginan itu tertunda, lantaran tak miliki biaya.
Kondisi memprihatinkan itu diungkapkan oleh Buna, salah satu istri yang suaminya tertahan di Papua.
Suami Buna bernama Surawi. Dua bulan sebelumnya, Surawi mencoba mengadu nasib ke Wamena. Bersama sejumlah warga lainnya, ia bekerja sebagai kuli bangunan. Ada pula yang bekerja membuka mebel.
Namun, ikhtiar mencari rezeki suaminya itu terhenti, setelah Wamena terbakar beberapa waktu lalu.
“Sementara ini untuk makan ya cari sendiri, suami saya masih di sana. Tidak bisa pulang, juga tidak bisa mengirim uang untuk kami,” kata Buna, Rabu (2/10/2019).
Sejauh ini, kondisi di Wamena sudah berangsur pulih. Pihak Desa Jorongan juga sudah berusaha berkomunikasi dengan pimpinan daerah. Harapannya warga yang tertahan di Papua, dapat segera dipulangkan. (lai/ono)