Tantangan Penganggur Terdidik di Kota Pasuruan

1163

Irene mengatakan bahwa salah jurusan bisa memicu pada penggangguran. Beliau juga menyampaikan bahwa anak muda atau mereka yang baru saja lulus kuliah, jika bekerja dengan latar belakang pendidikan yang salah jurusan, maka hati dan skillnya tidak berkembang .

Selanjutnya calon mahasiswa yang memilih jurusan karena mengikuti tren atau paksaan orang tua, hal ini berarti bahwa adanya konsep diri yang terbentuk kurang matang. Karena secara umum, konsep diri sebagai gambaran tentang diri sendiri dipengaruhi oleh hubungan atau interaksi individu dengan lingkungan sekitar, pengamatan terhadap diri sendiri dan pengalaman dalam kehidupan keseharian.

Hal yang dicontohkan di atas, tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada pelajar SMA/SMK. Dalam beberapa jurusan pendidikan di tingkat SLTA/SMK. Adanya kompetensi yang ketat dalam memasuki sekolah menengah umum maupun kejuruan, atau disebabkan karena tren yang berkembang di kalangan siswa atau masyarakat umum, berdampak pada masalah baru “yang penting sekolah” atau “yang penting jadi siswa pavorit”.

Hal tersebut yang harus dipertimbangkan oleh para pengambil kebijakan dan peneliti pendidikan dalam mensosialisakan tentang peminatan jurusan pada jenjang pendidikan menengah ke atas. Sehingga tidak menimbulkan permasalahan yang lebih kompleks dalam bidang ketenagakerjaan pada periode berikutnya.

Dipahami bahwa pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya pengangguran, maka produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Kalau kita amati, sebaran tenaga kerja yang terserap menurut sektor ekonomi yang ada di Kota Pasuruan dari tahun 2008 – 2018, nampak bahwa tiga sektor ekonomi yang banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor Industri, Perdagangan dan jasa kemasyarakatan dan perorangan.

Melihat trend data ketenagakerjaan selama 10 tahun kebelakang, peluang angkatan kerja berpendidikan tinggi nampaknya masih dapat ditingkatkan penyerapannya pada sektor industri, perdagangan, Jasa kemasyarakatan dan perorangan.

Karena pada tiga sektor ekonomi tersebut , angka penyerapan tenaga kerja pernah mencapai angka yang lebih tinggi di tahun-tahun sebelumnya. Misalnya untuk sektor industri, pada tahun 2015 pernah mencapai penyerapan tenaga kerja hampir 28 persen, kemudian untuk sektor perdagangan pernah menyerap tenaga kerja sampai 36 persen pada tahun 2017, dan pada sektor jasa perorangan mampu menyerap tenaga kerja sampai 27 persen pada tahun 2011.

Selain pada ketiga sektor tersebut, nampaknya sektor Konstruksi dan Komunikasi masih dapat dikembangkan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang semakin modern.

Peluang tersebut seharusnya dapat dijadikan tantangan bagi para penganggur terdidik untuk dapat mengembangkan sektor-sektor ekonomi strategis yang pernah tumbuh pesat di Kota Pasuruan, dengan bermodalkan pengetahuan akademis dan kemauan berwira usaha mandiri.

Selain tantangan untuk memiliki  kemauan dan tekat yang tinggi untuk berwira usaha mandiri, disisi lain diperlukan kebijakan yang responsive dalam mengantisipasi pesatnya pertumbuhan angkatan kerja berpendidikan tinggi.

Antara lain pembekalan entrepreneur kepada peserta didik pada jenjang pendidikan SLTA Ke atas, tanpa memperhatikan jurusan pendidikan formalnya. Karena seringkali bakat yang dimiliki siswa/mahasiswa tidak selalu linier dengan jurusan pendidikan formal yang dipilihnya saat memasuki tingkat SLTA ataupun Perguruan tinggi.

Dengan pembekalan entrepreneur selama menjalankan pendidikan formalnya, diharapkan para lulusan sekolah menengah atas maupun perguruan tinggi agar memiliki wawasan dan kemampuan dalam menciptakan ide produk atau bisnis. Sehingga lebih siap memasuki pasar kerja utamanya sebagai seorang pengusaha muda yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri maupun orang lain. (**)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.