Kraton (wartabromo.com) – Penggilingan padi di Desa Ngabar, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan terbakar, Minggu (1/9/2019). Polisi menduga kebakaran tersulut sisa bakaran sekam (kulit padi), yang kembali membara.
Dugaan sisa bakaran sekam sebagai memicu kebakaran itu, setelah polisi melakukan penyelidikan dengan memeriksa lokasi dan meminta keterangan sejumlah saksi.
Padahal, dari penelusuran polisi, tumpukan sekam itu sebenarnya telah terbakar, selama tiga hari lalu.
Menurut AKP Masroni, Kapolsek Kraton, sekam tersebut sebelumnya memang telah dibakar oleh karyawan penggilingan padi, memanfaatkan oli bekas, sebagai bahan bakarnya. Bakaran sekam, pada hari itu diyakini telah padam.
Selama beberapa hari, tak terlihat asap atau bahkan bara api dalam sekam, yang menumpuk tak jauh dari mesin selep padi dan jagung tersebut.
Tentu saja aktivitas penggilingan padi Karya Sejati milik Prayitno di Desa Ngabar itu, berlangsung seperti hari-hari biasa.
“Dugaan sementara api berasal dari tumpukan sekam. Dimungkinkan penyiraman kurang merata sehingga di dalam tumpukan kulit padi tersebut masih ada api,” ungkap AKP Masroni.
Dijelaskan sebelumnya, kebakaran diketahui oleh seorang warga bernama Sholeh sekira pukul 11.00 WIB. Sholeh kemudian bergegas, langsung memberitahukannya kepada Prayitno, yang saat itu berada di rumahnya.
Di lokasi penggilingan padi dan jagung, Prayitno sudah melihat api berkobar. Kontan saja, bersama warga ia berupaya memadamkan api.
Amukan api coba dijinakkan secara manual dengan timba dan kran pompa air, tapi cuaca panas, sepertinya membuat bara api tak kunjung bisa dipadamkan.
“Selanjutnya sekira 30 menit kemudian datang 2 unit mobil PMK. Sekira 1 jam api dapat dipadamkan,” imbuh Masroni.
Api pun dapat dipadamkan sekitar pukul 13.00 WIB. Selain bangunan, sebuah mesin penggerak diesel dan dua timbangan digital berukuran 300 kilogram hangus dilahap api.
Tak ada korban dalam peristiwa ini, namun pemilik penggilingan padi diperkirakan mengalami kerugian materiil lebih Rp50 juta. (ono/ono)