Probolinggo (wartabromo.com) – Jaran Bodak dengan Kiprah Lengger dipilih sebagai kesenian pembuka dalam Event Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro) ke XI 2019. Kolaborasi kesenian ini diyakini sebagai perekat persaudaraan, pemersatu bangsa dalam lingkar kebhinekaan.
Semipro 2019 resmi dibuka oleh Wali Kota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin pada Sabtu (31/8/2019) sore. Dalam seremonial yang dilangsungkan di depan Makodim 0820 Probolinggo itu, ada tiga bentuk kesenian ditampilkan.
Pertama adalah Jaran Bodag. Kesenian khas Kota Probolinggo yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Tak Benda pada 2014 lalu.
Di saat penari Jaran Bodag tengah beraksi, puluhan penari Lengger muncul. Para penari dua kesenian asli Kota Probolinggo ini, kemudian berpadu menampilkan pertunjukan yang memukau.
Kolaborasi rancak ini, menghibur warga yang memadati jalan Panglima Sudirman, Kota Probolinggo.
Pertunjukan belum usai. Di tengah-tengah keseruan penampilan, datang para penari hadrah. Tiga jenis kesenian yang dibawakan oleh 255 siswa ini, berpadu-padan melambangkan akulturasi budaya, dalam bingkai Kebhinekaan NKRI.
“Jaran Bodag dan Tari Lengger ini, merupakan kesenian tradisional asli Kota Probolinggo, itu sebabnya kesenian ini ditampilkan dalam pembukaan Semipro. Supaya masyarakat tahu dan bangga bahwa kita mempunyai kesenian yang cukup indah ini. Kemudian kita dipadupadankan dengan hadrah. Ini melambangkan bahwa dalam perbedaan, kita tetap bersaudara,” kata Wali Kota Hadi Zainal Abidin.
Wali Kota juga berharap masyarakat Kota Probolinggo dapat menikmati semua hiburan dan kuliner dalam event Semipro kali ini.
Apalagi event yang berlangsung sejak 31 Agustus hingga 7 September itu, merupakan kegiatan untuk menyambut HUT Kota Probolinggo yang ke 660.
“Saya harapkan dengan adanya Semipro ini, masyarakat Kota Probolinggo dapat menikmati semuanya. Tidak usah berlibur keluar kota dulu, nikmatilah pesta kita ini. Kalau perlu ajak keluarga dari luar kota untuk menikmati event Semipro ini,” ungkap pria berdarah Arab itu.
Sementara itu, Kabid Promosi Wisata Disparbud Kota Probolinggo, Suci Ningsih mengatakan, modifikasi tampilan Jaran Bodag, Tari Lengger, serta Hadrah, diharapkan mampu membangkitkan semangat siswa dan masyarakat akan potensi budayanya.
Di sisi lain, ia merencanakan seni budaya ini menjadi salah satu muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di Kota Probolinggo.
“Meski nantinya tidak menjadi muatan lokal, setidaknya kesenian tradisional ini mampu bertahan dan berkembang di tengah maraknya kesenian dan budaya dari luar. Para siswa mempunyai kebanggaan tersendiri untuk mempelajari salah satu warisan nenek moyangnya,” kata Suci. (fng/**)