Lumajang (WartaBromo.com) – Sebuah video memperlihatkan oknum guru tempeleng murid sempat gegerkan dunia maya. Oknum guru tersebut kemudian meminta maaf kepada muridnya.
Polres Lumajang kemudian melakukan penyelidikan terkait kebenaran video tersebut. Benar saja, kejadian ini terjadi di Kecamatan Jatiroto, Lumajang.
Pengajar tersebut diketahui bernama Herna Wahyu Purbowo (45), guru SMP Muhammadiyah Jatiroto, Lumajang. Saat dikunjungi, Herna mengaku melakukan penempelengan untuk mendisiplinkan Muhammad Affandi (15), pelajar asal Dusun Ranupakis, Desa Kaliboto Kidul, Jatiroto.
Ia mengaku, peristiwa tersebut terjadi 2 bulan lalu, tepatnya bulan Juni 2019.
“Saya mengklarifikasi tindakan salah yang saya, yang betul-betul bukan pendidik yang benar dan baik. Saya mohon maaf, utamanya kepada murid saya, Muhammad Affandi, dan bapak Na’ab selaku wali murid,” ungkapnya, Rabu (28/08/2019).
Herna kemudian berjanji tidak akan melakukan perbuatan itu lagi. Baik kepada Affandi maupun ke murid lainnya.
“Sebenarnya tujuan dari pak Herna baik, karena ingin muridnya disiplin dan lebih serius menimba ilmu. Hanya saja caranya yang salah. Saya menyayangkan tindak kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru tersebut untuk mendisiplinkan muridnya,” ujar AKBP Arsal Sahban, Kapolres Lumajang.
Baca Juga : Viral Video Guru Tempeleng Murid di Jatiroto Lumajang
Untuk menghindari kejadian serupa, Herna kemudian diminta untuk menuliskan permintaan maaf diatas kertas bermaterai. Isi dari permintaan maaf tersebut diantaranya mengenai janji Herna tidak melakukan perbuatan itu lagi. Herna kemudian siap diproses hukum jika melanggar janji.
“Dalam menyelesaikan masalah ini saya hindari pendekatan pidana, alangkah lebih baik kalau di selesaikan melalui mediasi antara kedua belah pihak. Saya sudah sampaikan kapolsek untuk menjadi mediator,” lanjutnya.
Surat permintaan maaf ini kemudian ditandatangani pihak keluarga, guru dan saksi-saksi yang hadir dalam mediasi tersebut.
Diberitakan sebelumnya, sebuah video oknum guru viral di dunia maya. Kejadian ini kemudian disayangkan oleh warga net, karena mendidik dengan cara kekerasan. (may/ono)