Jerit Korban Investasi Bodong, Nabung Bertahun-tahun Dapatnya Zonk

31711
“Ada ribuan korban investasi bodong dan penipuan di Lumajang. Mulai dari pedagang kecil, ibu rumah tangga hingga Kepala Desa. Diperkirakan perputaran uang ini mencapai puluhan Miliar,”

Laporan : Maya Rahma

UMI Salmah, warga Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko ini dimaki-maki oleh para emak-emak sebayanya.

“Balekno duikku… Balekno duikku… Balekno duikku…,” teriak para ibu-ibu ini di Mapolres Lumajang.

Perempuan paruh baya tersebut dijuluki sebagai belut, karena sikapnya yang licin dalam setiap kasus yang berhubungan dengan utang piutang.

Ia mengaku telah puluhan tahun membuka jasa tabungan hari raya (Tahara) dan merambah ke investasi. Setiap kelipatan tertentu dari point investasi, maka akan mendapatkan keuntungan mulai 1,5%-2% setiap bulannya.

Terang saja banyak ibu-ibu bahkan bapak-bapak terlena. Ikutan menabung, investasi ke Umi yang notabene-nya tak memiliki izin perbankan maupun koperasi. Bermodalkan percaya, mereka menyalurkan pundi-pundi miliknya hingga mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

Modal percaya ini juga membawa Umi mempunyai lebih dari 100 grup tabungan/kelompok. 1 kelompoknya berisi 50 sampai 90-an orang. Bisa dihitung sendiri berapa banyak transaksi yang masuk setiap harinya.

Namanya juga bisnis, ada pasang surutnya. 3 tahun terakhir ini, Umi collaps. Pemasukan ada terus, tapi pengelolaannya ‘bobrok’. Uang investasi yang katanya disalurkan di usaha kayu, toko baju, hingga café ini macet.

Baca juga : Uang Investasi Habis, Ribuan Warga Lumajang Terancam Kehilangan Tabungan

Satu lagi, program simpan pinjam yang juga Ia terapkan sudah tak bisa dilanjut. Tidak ada yang meminjam, bunga pinjaman pun kosong. Uangnya berhenti berputar. Tapi Ia tetap harus membayarkan bunga para nasabah yang setiap bulan selalu bertambah. Dapat darimana? Wong sudah macet, gak ada keuntungan.

Sayangnya, Umi ini masih optimis bisnisnya bakal lancar. Ia melanjutkan bisnis hingga tahun 2018. Uangnya nggelibet gitu terus. Gali lubang tutup lubang, kalau kata bang Haji Rhoma Irama.

Siapa saja korbannya? Ada penjual singkong, ibu rumah tangga, pedagang pasar hingga bapak Kepala Desa. Lah kan, belut tenan.

Sebut saja Lathifa, yang mempunyai 200 anggota mayoritas pemilik kios pasar.

“Anggota saya kan banyak yang kerja di Pasar. Nah mereka menagih uangnya kepada saya untuk sewa lapak. Karena tidak bisa membayar uang sewa lapak, lapak mereka dirampas sedangkan mereka mengancam balik ke saya kalau tidak bisa mengembalikan uang tersebut maka saya akan dibunuh,” ujarnya.

Serem toh? Serem. Ada juga ibu-ibu yang menangis karena tabungan umrahnya raib begitu saja. Ia yang kadung berjanji bakal umrah bersama Ibu-nya pun harus menunda berangkat ke tanah suci Makkah.

Baca juga : Waspada! Ini Model Investasi Bodong, Bawa Kabur Uang Nasabah hingga Rp500 Miliar

Lain lagi. Bapak-bapak sambil mengacungkan tabungan sejuta umat yang pernah kita punya saat Sekolah Dasar. Ia mengaku akan membangun rumah untuk anaknya. Uang yang terkumpul pun sudah mencapai Rp70 juta. Dari hasil berjualan singkong tiap hari, Ia sisihkan untuk menabung. Bahkan sempat menjual sapi, karena setoran dengan limit tertentu dapat imbalan bunga.

Mereka semua hanya meminta satu hal. Uangnya dikembalikan. Tanpa bunga pun tak apa asal kembali. Para nasabah ini bahkan menyinggung jika ada yang sampai terserang stroke sangking kagetnya uang hilang.

Hari ini, Kamis (22/8/2019) AKBP Arsal Sahban, Kapolres Lumajang menyambangi kantor CV milik Umi sebelum collaps. Ia kemudian bertemu dengan warga sekitar yang juga wadul kalau uangnya dipinjam Umi.

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.