Probolinggo (wartabromo.com) – Kepolisian Sektor (Polsek) Pajarakan belum memastikan kandungan permen yang membuat emak-emak pingsan. Bersama Dinas Kesehatan setempat, polisi mengirim sampel permen ke laboratorium BPOM Surabaya.
“Untuk sementara ini, kami tidak bisa memastikan secara pasti penyebab pasti yang membuat kedua ibu rumah tangga itu pingsan. Kemarin sudah kami kirim sampelnya, dan kami juga masih menunggu hasil pemeriksaan BPOM juga. Akan tetapi ketika dirawat, keluhannya itu pusing dan mual setelah makan permen,” ungkap Kepala Puskesmas Pajarakan dr. Saiful Bahri, Senin (12/8/2019).
Kapolsek Pajarakan Iptu Sugeng Harianto, juga menuturkan bahwa pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan sdari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Permen juga sudah kami serahkan ke Dinas Kesehatan untuk mengetahui kandungan permen. Jadi untuk sementara kami masih menunggu hasilnya yang akan keluar 2 minggu lagi,” ujarnya.
Tak hanya menunggu hasil dari BPOM, pihaknya menurut Sugeng mendalami asal muasal permen pembawa petaka itu. Termasuk apakah pingsannya 2 warga Desa Karang Geger itu karena faktor mengkonsumsi permen atau karena faktor lainnya.
“Setelah kami cari informasi, ternyata sebelum permen dimakan oleh mereka berdua (Husniati dan Yuliati) permen tersebut juga sempat dimakan anaknya terlebih dahulu, dan anaknya malah tidak apa-apa,” terangnya.
Selain itu, penjual permen juga tidak mengetahui nama salesnya. Terlebih permen warna-warni itu, dibeli dari seorang sales keliling asal Kota Probolinggo pada 6 bulan yang lalu.
“Dan ternyata salesnya itu tidak hanya menjajakan ke warung itu saja. Akan tetapi juga menjajakan permen yang sama itu kepada anak-anak SD di sekitar sini,” tandas Sugeng.
Dua emak-emak di Desa Karanggeger, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, pingsan pada malam takbir Idul Adha. Ini terjadi pasca mereka memakan permen yang dibeli dari warung milik warga setempat.
Sebagaimana diwartakan sebelumnya, 2 emak-emak yakni Husniati (40) dan Yuliati (40). Kedua ibu rumah tangga (IRT) ini, pingsan setelah memakan 6 butir permen warna kuning dan warna merah. Permen pembawa mala petaka ini, dibeli dari warung milik Baeri, warga setempat. Bahkan Husniati dilarikan ke Puskesmas Pajarakan untuk mendapatkan pertolongan medis.
Waktu itu, sekitar pukul 19.00 WIB, anak Husniati membeli permen berbentuk tas dan buah. Husniati dan Yuliati lantas memakannya, masing-masing memakan 3 buah permen tersebut. Namun, belum 5 menit berlalu, tiba-tiba lidah keduanya kaku. Pikiran keduanya mulai terganggu dan membuat keluarganya panik. Sehingga langsung dibawa ke Puskesmas Pajarakan. (cho/saw)