Rejoso (wartabromo.com) – Masfud (21), remaja asal Dusun Bedodo RT 01 RW 05, Desa Segoropuro, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan yang mengalami lumpuh sejak bayi hanya hidup berdua dengan sang ayah. Sementara ibunya, sudah meninggal dunia sejak 6 tahun lalu lantaran sakit.
Tak ada pilihan lain bagi Marki, ayah Masfud selain merawat anaknya yang lumpuh itu seorang diri tanpa ditemani istrinya lagi. Pria yang sehari-hari bekerja serabutan itu terus berjuang demi sang buah hati.
“Seketika dunia serasa runtuh saat istri saya meninggal dunia, namun saya harus tetap merawat anak saya yang lumpuh ini,” kata Marki.
Marki berusaha tegar meski kesedihan tak dapat disembunyikan dari raut wajahnya. Ia hanya berpikir harus tetap menjaga titipan Tuhan yang dipercayakan kepadanya itu meski dalam kondisi seperti apapun.
Beberapa tahun sebelum sang istri meninggal dunia, Marki sempat merantau untuk bekerja ke Kalimantan demi menghidupi keluarga dan anaknya yang lumpuh itu. Namun semenjak sang istri meninggalkannya untuk selama-lamanya, ia terpaksa harus melakoni tugas sebagai ayah sekaligus ibu untuk Masfud.
“Mulai masak hingga memandikan Masfud, saya sendiri yang melakukan. Tidak bisa kerja di luar lagi,” imbuhnya.
Marki sebenarnya memiliki dua orang anak. Namun anak kedua yang merupakan adik Masfud itu, telah menikah hingga harus meninggalkan rumahnya sehingga tak dapat membantu merawat sang kakak yang mengalami kelumpuhan.
Masfud didiagnosis mengalami lumpuh sejak masih berusia beberapa bulan yang menyebabkan tubuhnya mengalami kelumpuhan permanen. Ia juga tak pernah pergi untuk belajar ke sekolah karena keterbatasan fisiknya.
Ayah Masfud memiliki cita-cita sederhana, yakni memberikan hadiah berupa kursi roda untuk anaknya. Namun apa daya, kondisi ekonomi yang sulit membuat angan-angan itu belum tercapai hingga kini.
Baca: Remaja Asal Segoropuro 21 Tahun Lumpuh, Bertahan dan Berjuang Hidup Bersama Ayah
Memang, ayah Masfud semakin renta hingga terkadang tenaganya sudah tak cukup kuat untuk membopong anaknya untuk ke kamar mandi.
“Saya semakin tua, semakin tidak kuat. Inginnya punya kursi roda biar anak saya gampang kalau ke mana-mana,” pungkasnya. (ptr/ono)