Lumajang (wartabromo.com) – Pria paruh baya asal Desa Selok Besuki, Kecamatan Sukodono yang menggasak puluhan motor beberkan cara pencuriannya. Ia mengaku memilik mantra khusus supaya aksi kejahatan ini lancar.
Nurul Ain (50), pria paruh baya yang keluar masuk penjara ini rupanya menerapkan kata pepatah “Sambil menyelam, minum air”. Betapa tidak, saat berada di penjara, Nur malah mendapatkan ilmu maling, yang diyakini sakti. Ilmu itu dari sesama Napi yang bernama Harso.
“Setiap kali ia melancarkan aksinya, Nur Ain selalu bekerja sendiri. Ia mengaku memiliki mantra agar sang pemilik rumah tak menyadari kehadirannya. Tadi dia contohkan bagaimana dia membaca mantranya,” ujar AKBP Arsal Sahban, Kapolres Lumajang.
Sebelum menyantroni rumah calon korbannya, Nur sering kali melihat penanggalan. Ada 3 hari yang sangat Ia hindari untuk melancarkan aksinya. Yakni Senin Pon, Jumat Legi dan Malam Minggu. Nur menyebut hari tersebut keramat.
Senin Pon karena bertepatan dengan hari lahir Nur, yang berarti jika bertindak kejahatan maka akan dapat sial. Lalu Jumat legi karena hari itu cukup sakral bagi kepercayaan penduduk di Pulau Jawa. Sehingga Ia menghormati dan tak merampok pada malam tersebut. Lalu malam Minggu, yang biasanya dijadikan malam untuk warga begadang.
Setelah melihat penanggalan, Nur kemudian mengintai rumah calon korbannya pada siang harinya. Lalu sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, barulah pria paruh baya ini ke lokasi. Saat itu lah kemudian Nur membaca mantra.
“Ojok nglilir nglilir, turuo koyok wong mati sampek isuk.” Atau jika diterjemahkan yakni “Jangan terbangun, tidurlah seperti orang mati sampai pagi.”
Setelah baca mantra ini, tingkat kepercayaan dirinya meningkat drastis. Nur pun berani mencongkel jendela yang tidak memiliki teralis besi.
“Saya tidak pernah belajar ilmu spiritual. Mantra yang saya baca murni dari kepercayaan dari diri saya. Saya juga tidak memiliki pantangan ataupun jimat setiap kali akan mencuri,” ungkapnya.
Pria paruh baya ini mengaku selalu berhasil pasca membaca mantra sakti pemberian rekan napinya itu. 24 motor pun diembatnya, pasca keluar dari penjara pada 2018 lalu.
Namun sebenarnya Nur telah beraksi sebanyak 27 kali. Tiga kali gagal karena pemilik rumah terbangun. Pria 50 tahun ini menyebut jika saat itu Ia lupa membaca mantra yang sudah dihafalkan.
Pastinya, apa yang dilakukan Nur ini tak patut dicontoh dan tak boleh dilakukan. Mantra yang dikatakan Nur itu dinilai hanya sebuah sugesti buruk yang sebenarnya tak terdapat kelebihan apa-apa, karena justru berdampak buruk bagi masyarakat, yang jadi korbannya. Faktanya, Nur saat ini malah tak berjaya, meringkuk di sel tahanan polisi, mempertanggungjawabkan aksi kriminalnya.
“Saya mengimbau kepada warga agar tingkatkan keamanan rumah masing-masing. seperti pemasangan teralis besi di setiap jendela, pilih grendel jendela yang sulit di congkel. Jangan beli grendel karena murahnya tapi karena keamanannya,” pesan Arsal.
Baca: Berbekal Obeng dan Celurit, Pria Paruh Baya Ini Curi Motor di 24 TKP
Selain itu ia juga mengingatkan kepada warga untuk tidak meninggalkan kunci motor menancap di kontaknya. Dengan saling menjaga diri dan lingkungan secara bersama-sama, diyakini juga sebagai jurus ampuh hindari tindak kriminalitas.
“Serta yang terakhir, dekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena mantra sekuat apapun akan kalah dengan kuasa-NYA,” pungkas Arsal. (may/ono)