Lumbang (wartabromo.com) – Di tengah musibah kekeringan, Warga Desa Watulumbung, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan, seakan meraup berkah. Pada musim kemarau seperti ini, produksi gaplek (olahan singkong kering) meningkat.
Seperti diketahui, beberapa desa di wilayah Kecamatan Lumbang memang langganan kekeringan saat musim kemarau tiba. Saat seperti inilah warga memanfaatkan musim panen singkong dan diolah menjadi gaplek.
“Kalau musim kemarau seperti ini hampir seluruh warga menjemur singkong untuk gaplek,” ungkap Sinawati (25), warga Watulumbung, Rabu (10/7/2019).
Benar saja, di sepanjang jalan desa terlihat singkong-singkong yang sudah dikupas kulitnya lalu dijemur untuk diolah menjadi gaplek.
Saat musim panen singkong, Sinawati mengaku bisa menjemur hingga 200 kilogram singkong.
“Satu kilogram-nya kalau singkong biasa harganya Rp2 ribu, tapi kalau sudah dijemur jadi Rp4 ribu,” terang Sina.
Gaplek merupakan istilah bahan penganan tradisional, berasal dari singkong yang dikeringkan. Dalam prosesnya, gaplek kering ditumbuk atau digiling menjadi tepung, hingga kemudian diolah, lumrahnya menjadi penganan, yang disebut sebagai salah satu jajanan pasar.
M. Agus, Camat Lumbang juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, saat musim kemarau tiba merupakan musim panen singkong. Warga pun memanfaatkan singkong untuk diolah menjadi gaplek.
“Potensi pertanian yang cukup besar di Lumbang salah satunya memang singkong,” tutur Agus.
Menurut Agus, warga tidak dapat menanam tanaman lain selain singkong saat musim kemarau tiba. Alhasil, panen singkong pun melimpah hingga membawa keberkahan tersendiri bagi warga Lumbang di tengah musibah kekeringan. (ptr/ono)