Mau Menikmati Salju Bromo? Ini Areanya

10394

Probolinggo (wartabromo.com) – Fenomena Embun/Bun Upas (frost) yang menyerupai salju dapat dinikmati di beberapa titik di Bromo Probolinggo. Bun Upas juga bisa dinikmati di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) lainnya.

Pergantian musim hujan ke musim kemarau membuat perubahan suhu yang drastis. Sehingga muncul-lah fenomena sangat dingin dan membuat embun mengkristal atau bun upas di kawasan TNBTS. Fenomena bun upas yang mirip salju sangat diburu oleh wisatawan yang berkunjung ke Bromo.

“Fenomena frost atau embun upas sudah dilaporkan teman-teman di lapangan. Di Cemoro Lawang dan Penanjakan dilaporkan sudah ada fenomena itu. Untuk kawasan Bromo, terjadi di dataran landai, seperti di Lautan Pasir, Pasir Berbisik dan Savana. Di titik-titik ini, wisatawan dapat menikmatinya dengan leluasa,” kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Syarif Hidayat, Sabtu (22/6/2019).

Baca Juga :   Kebakaran Hutan Padam, TNBTS : Selamat Berwisata!

Selain kawasan Bromo, frost juga dapat dinikmati di kawasan Gunung Semeru Lumajang. Ia menjelaskan frost pertama kali muncul di Ranu Pane pada 16 Juni lalu. Suhu di kawasan itu mencapai rata-rata 2 hingga 8 derajat celcius.

Selain Ranu Pane, bun upas juga terdapat di Ranu Kumbolo dan Kalimati. “Butiran es tipis juga nampak di permukaan tenda para pendaki. Bahkan di Puncak Semeru juga pernah terjadi lapisan es,” jelasnya.

Di Cemoro Lawang dan Lautan Pasir terdeteksi pada 17 Juni. Suhu di kawasan itu berkisar pada 10 hingga 12 derajat celsius pada siang hari. Sedangkan frost di kawasan Penanjakan terdeteksi pada 18 Juni dengan suhu mencapai 5 hingga 10 derajat celcius. Jika malam hari, suhunya menyentuh 0 derajat celcius.

Baca Juga :   Selama 32 Jam, Ada 15 Kali Letusan di Bromo

“Fenomena tahunan musim kemarau seperti itu mas,” kata Syarif.

Fenomena itu terjadi karena suhu yang turun drastis. Biasanya terjadi antara pukul 01.00 hingga 05.00 pagi hari. Penurunan suhu itu terjadi karena tekanan angin yang cukup tinggi, kerap terjadi pada rentang bulan Juni sampai Agustus. Puncaknya sekitar awal dan pertengahan Juli.

Apabila perubahan suhu sangat ekstrem, frost bisa berdampak pada pertanian warga. “Pertanian warga sampai terkena es juga. Maka dapat dipastikan tanaman warga akan mati. Tahun lalu, terjadi di Ranu Pane, Argosari dan Ngadisari,” tambah petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) TNBTS, Ariyanto.

Baca: Let’s Go! Saatnya Berburu Salju Bromo

Fenomena ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Setiap tahun, kehadiran fenomena frost di Bromo selalu dinanti. Walaupun, untuk menikmatinya perlu sedikit perjuangan ekstra. Di Bromo, wisatawan bisa menikmati butiran kristal es dan sensasi dingin ini dengan menggunakan transportasi jip, ojek kuda, ojek motor.

Baca Juga :   Pemkab Probolinggo Siapkan Rp72 Miliar Benahi Akses Tongas-Bromo

Nah, BoloWarmo bisa hunting menikmati kerlip keindahan bun upas Bromo. Berangkat!

(lai/saw)