Pasuruan (wartabromo.com) – Beberapa hari belakangan, Pasuruan hingga Probolinggo “diserang” hawa dingin. Masuknya periode musim kemarau dan angin monsoon Australia disebut-sebut menjadi penyebabnya.
Menurut pantauan wartabromo, suhu di Pasuruan yakni sekitar 21-23 derajat celcius. Begitu pula dengan di Probolinggo. Bahkan di Lumajang pada pagi hari mencapai 18-19 derajat celcius.
“Ini sudah biasa, kalau mau masuk musim kemarau”, tutur Sujabar, Kasgeof BMKG Tretes Prigen, ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (19/6/2019).
Dijelaskan kemudian, ketika akan memasuki musim kemarau, awan tak akan menampakkan dirinya. Jadi langit tampak cerah dipagi hari, tidak ada penutup yang menyebabkan udara panas cepat menguap.
Sujabar pun menganalogikan dengan aktivitas merebus air. Ketika sudah mendidih, kompor akan dimatikan. Kemudian, tutup panci dibuka untuk mempercepat proses mendinginkan air.
Begitu juga yang terjadi saat ini. Angin panas yang dibawa dari Australia, akan cepat menguap tanpa adanya awan di langit. Sehingga, pada malam hari, pelepasan panas jauh lebih cepat. Hal inilah yang membuat malam hari hingga pagi hari di pulau Jawa-Bali menjadi lebih dingin kata Sujabar.
Kondisi ini dinilai BMKG Tretes Prigen bukan hal luar biasa yang perlu dikhawatirkan. Hawa dingin diprediksi berlangsung mulai Juni hingga puncak musim kemarau, yakni pada bulan September nanti. Artinya, akan berhenti ketika memasuki musim penghujan.
Dari data BMKG, suhu di Kabupaten Lumajang yakni 21-31 derajat celcius. Sementara di Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo yakni 21-30 derajat celcius. Lalu di Kota Pasuruan suhunya yakni 22-32 derajat celcius. Terakhir di Kabupaten Probolinggo suhunya yakni 24-32 derajat celcius. (bel/may)