Probolinggo (wartabromo.com) – Probolinggo kini menjadi sorotan nasional, setelah tim hukum Prabowo-Sandi menyebut terjadi penggelembungan suara. Masyarakat setempat pun sepakat ‘Ajegeh Probolinggo’ dari kerusuhan.
Ajegeh (menjaga, Bahasa Madura) Probolinggo digelar Polres bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat, Minggu pagi, 16 Juni 2019. Dikemas dalam jalan santai dengan garis start Mapolres, yang kemudian menyusuri jalur Pantura. Usai itu, peserta jalan-jalan ke kampung sekitar dan finish di Mapolres.
Usai menempuh jarak sekitar 3 kilometer, ratusan peserta diajak untuk bersenam bersama. Usai tubuh peserta berkeringat penuh, mereka kemudian mendeklarasikan Tolak Kerusuhan. “Karena itu pagi ini kami menggelar jalan sehat bertema Tolak Kerusuhan, untuk lebih menyatukan warga Kabupaten Probolinggo. Ajegeh atau menjaga Probolinggo demi NKRI,” ujar Kapolres AKBP. Eddwi Kurniyanto.
Eddwi mengatakan selama proses pesta demokrasi hingga usai, tidak ditemukan gangguan berarti di Bumi Rengganis ini. Masyarakat sudah dewasa dalam menyikapi perbedaan pilihan dalam Pemilu. “Syukurlah, kondisi di Kabupaten Probolinggo aman usai KPU menetapkan hasil Pemilu 2019. Tidak ada gejolak berarti di kalangan masyarakat,” kata pria kelahiran Kejapanan Pasuruan ini.
Sejumlah peserta jalan sehat mengaku senang bisa berolahraga dengan cara kreatif dan menghibur. “Selain membuat badan berkeringat dan bermanfaat bagi tubuh, acara ini juga menunjukkan bahwa Probolinggo aman dan kondusif,” kata Ahmad Sadari, peserta jalan sehat.
Seperti diketahui, Ketua tim hukum Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto (BW) mengatakan, ada fakta terjadinya penggerusan dan penggelembungan suara dalam proses Pemilu Presiden 2019. Berdasarkan hitungan Tim IT internal, ada penggerusan suara 02 sebesar lebih dari 2.500.000 dan penggelembungan suara 01 sekitar di atas 20.000.000. Sehingga perolehan sebenarnya untuk suara pasangan 01 sekitar 62.886.362 (48%) dan suara untuk pasangan 02 sekitar 71.247.792 (52%).
Versi BW, penggelembungan suara itu di antaranya terjadi di Kota dan Kabupaten Probolinggo. “Sedangkan untuk Provinsi Jawa Timur, penggelembungan terbesar terjadi Trenggalek, Tuban, Mojokerto, Jombang, Gresik, Kota Pasuruan, Pasuruan, Kota Probolinggo, Nganjuk dan Probolinggo,” ujar BW melalui keterangan tertulisnya, Jumat , 14 Juni 2019. (saw/saw)