Pasuruan (wartabromo.com) – Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan adalah salah satu wilayah di Kabupaten Pasuruan yang menjadi tempat berdirinya sejumlah perusahaan industri berskala besar. Mirisnya, di kawasan itu pula masih banyak ditemukan warga yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Salah satunya, Zainul. Pria 22 tahun ini merupakan warga Dusun Kali Tengah, Desa Oro-Oro Pule, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan. Saat ini ia hanya bisa bekerja serabutan, terkadang bekerja sebagai kuli bangunan untuk membantu menyokong perekonomian keluarganya.
Bertempat tinggal di wilayah kawasan industri, tak menjamin seseorang dapat hidup dengan layak. Zainul bersama ketiga adiknya serta ibunya yang merupakan seorang janda tinggal di rumah tak layak huni. Campur dengan hewan-hewan ternak titipan tetangga untuk dirawatnya. Kamar mandi pun tak dilengkapi fasilitas sanitasi, bahkan tak dilengkapi tembok. Hanya ditutup dengan kelambu ala kadarnya.
Mukaiyah, ibu Zainul mengatakan, anak pertamanya itu beberapa waktu lalu sempat merantau ke Surabaya. Jauh-jauh ke kota hanya untuk bekerja sebagai kuli bangunan. Namun, lantaran sudah tak ada proyekan yang diterimanya lagi, terpaksa Zainul harus pulang kampung.
“Sekarang anak saya sudah pulang, ya nganggur hanya ngurus ayam,” ungkap Mukaiyah saat ditemui WartaBromo, Jumat (17/5/2019)
Selain Zainul yang bisa dikatakan pengangguran, adik-adiknya pun terancam tak dapat melanjutkan pendidikan. Seperti yang dikatakan Mukaiyah, anak keempatnya tahun ini telah lulus dari sekolah dasar. Anaknya itu, berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya. Sayang, keinginannya itu tampaknya hanya akan menjadi angan-angan semata lantaran Mukaiyah terbentur masalah biaya.
“Kalau anak saya yang keempat maunya lanjut pesantren, tapi masih belum tahu, belum ada biaya,” tutur Mukaiyah.
Ia pun hanya berharap ada uluran tangan maupun bantuan dari pemerintah untuk membantu meringankan beban perekonomian keluarganya.
Keluarga Mukaiyah, merupakan potret kemiskinan di wilayah kawasan Industri. Ia mengaku, tak pernah ada bantuan dari perusahaan-perusahaan yang menyasar padanya.
“Ya tidak pernah ada bantuan kalau dari pabrik,” ungkapnya polos.
Selain itu, berdasarkan pantauan WartaBromo, di Desa Oro-Oro Pule masih banyak rumah yang dapat dikatakan tak layak huni. Padahal di kecamatan tersebut berdiri beberapa perusahaan industri berskala besar seperti perusahaan susu, perusahaan minuman elektrolit, hingga perusahaan makanan ringan.
Sujai, Kepala Desa Oro-Oro Pule membenarkan jika masih banyak warganya yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.
“Masih banyak, seperti janda dhuafa di desa ini juga banyak,” ungkapnya. (ptr/ono).