Kejayan (WartaBromo) – Kasus pembegalan motor yang dikendarai santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) As-Sholchah Warungdowo, Kabupaten Pasuruan, masih dalam proses penyelidikan. Upaya pencarian pelaku tetap dilakukan, meski pihak korban belum menyampaikan laporan ke polisi.
Dari berbagi keterangan diketahui, pihak kepolisian, sampai saat ini sepertinya masih mengumpulkan informasi dari sejumlah saksi korban maupun warga sekitar lokasi kejadian pembegalan.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Dewa Prima kepada WartaBromo menegaskan, pihaknya tetap melakukan pengejaran terhadap pelaku begal, yang diyakini berjumlah empat orang tersebut.
“Lidik (proses penyelidikan). Belum ada laporan (dari korban),” ujar Dewa dalam aplikasi perpesanan WhatsApp, Senin (29/4/2019).
Dari penggalian informasi pihak kepolisian, terungkap bahwa santriwati bernama Maya dan Sifa’uddin pada Minggu (28/4/2019) tersebut diancam dengan menggunakan wedung (senjata tajam sejenis golok) dan bondet oleh para pembegal.
Hanya saja, keempat pelaku masih belum teridentifikasi, meski sumber kepolisian menyebutkan telah mendapatkan ciri-ciri pelaku. Artinya, polisi tetap berupaya melakukan pengejaran terhadap keempat begal yang sempat mengancam jiwa santriwati Ponpes As-Sholchah itu.
“Doakan saja, supaya jelas pelakunya,” pungkas Dewa.
Diwartakan, seorang santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) As Sholchah Warungdowo, Kabupaten Pasuruan, jadi korban pembegalan saat berangkat imtihan. Motor hingga uang tunai total Rp1 juta milik amblas digasak begal.
Peristiwa pembegalan itu dialami Santriwati bernama Maya Fitria (17), asal Dusun Ngawu, Desa Wangkal Wetan, Kecamatan Kejayan. Ia kena begal saat membonceng motor ayahnya, Sifa’uddin (48) di jalan termasuk Dusun Monjo, Desa Ketangirejo, Kecamatan Kejayan, sekitar pukul 17.00 WIB, Minggu kemarin. Mereka dikatakan menuju Ponpes As-Sholchah, Warungdowo, karena harus mengikuti acara imtihan. (ono/ono)