Perjuangan Anak Buruh Tani Menjadi Duta Wisata

3011
Menjadi anak dari buruh tani tak membuat minder Maulidiya Sri Wulandari. Remaja berparas cantik ini, bahkan bertekad menjadi polisi wanita (Polwan). Namun, sebelum menjadi polwan, ia kini memburu gelar Ayu terbaik dalam ajang Duta Wisata Kabupaten Probolinggo 2019.

Laporan : Sundari Adi Wardhana

DARA manis berusia 18 ini, kini tengah mengikuti karantina Kakang – Ayu 2019 yang dilaksanakan Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Probolinggo. Malam ini, Ia bersaing dengan 9 dara cantik Kabupaten Probolinggo untuk menjadi Ayu terbaik 2019. Ia bersama 10 pasangan Kakang-Ayu akan tampil dalam grandfinal yang dilaksanakan di Alun-alun Kota Kraksaan.

“Nggak nyangka masuk 10 besar ini. Kan saat itu saya mengikuti tes wawancara masuk polisi, lalu guru saya menelpon, menyuruh saya mengikuti ajang Duta wisata kabupaten 2019 ini. Ya udah saya coba pada bulan Maret lalu. Saya kebut semalam buat belajar tentang kebudayaan dan wisata yang ada di Kabupaten Probolinggo,” ujar Wulan, panggilan akrabnya.

Anak kedua pasangan suami istri Sudiyo – Susmiati warga Dusun Sawahan RT/RW 004/002 Desa Penambangan, Kecamatan Pajarakan itu, tak menyangka dirinya akan masuk 10 besar dan memperebutkan gelar Ayu 2019. Sebab, dari beberapa pesaingnya, hanya dirinyalah yang putri seorang buruh tani. Bahkan, penghasilan ayahnya yang tak sampai Rp 50 ribu per hari, hanya pas-pasan buat nafkah keluarga.

“Ayah buruh tani dan ibu tidak bekerja, ibu rumah tangga biasa. Karena itulah, saya buang rasa minder. Kemiskinan orang tua menjadi cambuk bagi saya untuk menjadi yang terbaik dalam ajang Kakang-Ayu ini. Semoga nantinya juga bisa tembus menjadi Polwan. Dimana dalam seleksi Polwan, saya masih harus menyelesaikan beberapa tahapan,” ujar gadis kelahiran 5 Mei 2001 ini.

Adik dari Erwan ini, berjanji jika terpilih sebagai Ayu 2019 akan mempromosikan kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Probolinggo secara maksimal. Gadis yang mengambil jurusan Perkantoran di SMKN 1 Kraksaan ini, mengatakan bahwa obyek wisata di Kabupaten Probolinggo, seperti Gunung Bromo, Ranu Agung, Ranu Segaran, Pantai Duta dan lainnya, sangat bagus.

“Tak kalah bagus dibanding wisata di daerah lainnya. Karena itu, saya akan mempromosikan kebudayaan dan pariwisata yang ada di Kabupaten Probolinggo kepada masyarakat terutama kepada pemuda-pemudi secara maksimal,” tutur penyuka tari dan nyanyi ini, sembari tersenyum manis.

“Saya selaku orang tua, tidak pernah menghalangi kemauan anak saya itu. Apalagi selama ini, kegiatannya selalu positif. Saya setuju dan tetap mendorongnya dari belakang. Doa kami sebagai orang tua selalu mengiringi langkahnya. Semoga cita-cita Wulan yang kuat itu diikuti oleh ridho Allah,” harap Sudiyo, orang tua Wulan.

Ke 10 finalis Kakang-Ayu akan diambil 5 pasang yakni rangking 1-3 untuk Kakang Ayu Duta Wisata. Sementara rangking 4 adalah Duta Lingkungan sebagai pelopor dalam Sapta Pesona Wisata. Sedangkan rangking kelima adalah sebagai Duta Kopi Kabupaten Probolinggo. Selama tiga tahun kedepan, tugas keseharian para duta ini adalah memproklamirkan dan publikasi potensi Kabupaten Probolinggo yang menjadi bidangnya tersebut. Termasuk menjadi pelopor wisata dimanapun dia tinggal.

“Tugas duta wisata adalah harus memahami ilmu komunikasi yang baik. Kedua, mampu mengenali segala potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Probolinggo. Selain kaya akan kuliner dan pengrajin batik, potensi lain yang belum maksimal pengembangannya adalah potensi wisata di Kabupaten Probolinggo yang jumlahnya cukup banyak,” kata Sekda Kabupaten Probolinggo Soeparwiyono.(*) 

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.