Sarana praktik yang relevan dengan meperkembangan dunia industri akan mengangkat kualitas siswa SMK di mata para pelaku usaha di Indonesia. Tentu mereka tak akan ragu lagi dengan semua potensi yang dimiliki siswa SMK. Pada Kompetensi Keahlian Teknik Ototronik misalnya, siswa sudah sangat terbiasa dengan penggunaan alat Scan Tool untuk proses perbaikan atau service mobil. Melakukan pengecekan kualitas gas buang (emisi gas buang) dengan menggunakan Gas Analyzer juga sudah sangat familiar bagi siswa SMK.
Penambahan jumlah laptop juga akan sangat membantu proses pembelajaran. Penggunaan laptop untuk membuat program atau memperbaiki program terkait dengan ECU (Electronic Control Unit) pada mobil juga diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan kompetensinya.
Seluruh dana TIS TAS ini diharapkan dapat menambah volume atau jumlah peralatan praktik dan pengadaan sarana baru sehingga dapat meningkatkan frekuensi praktikum siswa. Jika frekuensi praktikum siswa bertambah maka skill mereka akan meningkat. Tujuan akhirnya adalah mencetak tenaga siap pakai yang dapat memberi kontribusi langsung terhadap masyarakat dan negara tercinta ini.
Ini hanya gambaran pada satu kompetensi keahlian saja di SMK. Bayangkan jika hal tersebut terjadi pada seluruh Kompetensi Keahlian di seluruh SMK. Tentu akan sangat luar biasa hasilnya. Dan slogan SMK Bisa akan segera mencapai realisasinya. Sekali lagi dana bantuan TIS TAS ini harus kita sambut dengan rasa optimis.
Kita pihak sekolah harus dapat memanfaatkan dana ini sekaligus menyiapkan SDM nya (dalam hal ini siswa) agar terjadi sinkronisasi antara niat baik pemerintah, sekolah dan siswa sehingga benar-benar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Selain pembentukan karakter siswa menjadi siswa yang disiplin, bertanggungjawb, jujur dan pekerja keras, tentu sudah saatnya kita mengajak mereka untuk dapat berfikir dewasa. Mereka perlu mengetahui darimana dana itu berasal,digunakan untuk apa serta bagaimana bentuk pertanggungjawabannya.
Selama ini siswa tidak tahu bagaimana susahnya menggunakan dana dan pertanggungjawabannya. Mereka seolah tak mau tahu dan cuek dengan apa yang terjadi dengan diri dan sekolahnya. Terkadang hanya ingin menanamkan rasa ikut memiliki sarana praktik di sekolah saja sangatlah susah. Mereka enggan ikut menjaga, menyimpan dan merawatnya.
Banyak peralatan yang rusak dan hilang yang tentu akan mengganggu proses pembelajaran berikutnya. Hal ini mereka anggap biasa dan bukan tanggungjawabnya. Karena itu sosialisasi program juga perlu disampaikan kepada siswa dengan harapan mereka akan sangat mengerti dengan tanggungjawabnya dan mereka akan tahu dengan apa yang harus dilakukannya. Kita tentu tidak berharap degradasi mental yang terjadi saat ini terus terjadi dan semakin memburuk.
Tahun Pembelajaran 2019/2020 akan segera kita sambut dengan semangat dan harapan baru. Program TIS TAS yang terasa sangat ikhlas ini diharapkan dapat diterima dengan rutin dan berkesinambungan. Kita percaya ibu Khoffifah Indar Parawansa sudah mempersiapkan segala sesuatunya sehingga dana TIS TAS ini tepat sasaran dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan SMK khususnya di Jawa Timur. Terimakasih ibu Gubernur, kita tentu akan selalu menunggu terobosan-terobosan cerdik berikutnya terutama untuk pembangunan dunia pendidikan di Jawa Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya.
*Penulis adalah Guru SMK Negeri 2 Pasuruan.