Probolinggo (wartabromo.com) – Erupsi Gunungapi Bromo di Probolinggo, berpengaruh pada sektor jasa kuda wisata. Sepinya pengunjung membuat para tukang jaran (jasa kuda) menggelar balapan di lautan pasir.
Aktivitas vulkanik yang mengakibatkan hujan abu, membuat wisatawan enggan datang ke Bromo. Akibatnya pengunjung yang datang di kawasan gunung eksotis ini mengalami penurunan signifikan.
Untuk mengusir kejenuhan, pemilik kuda wisata di Lautan Pasir Bromo menggelar balapan jaran. Areal lautan pasir yang luas digunakan untuk lintasan dadakan. Jalur sepanjang 100 meter pun dibuat dengan tanda seadanya. Selanjutnya ojek kuda ini memacu kudanya kencang-kencang.
Balapan jaran ini, setidaknya menjadi atraksi tambahan bagi pengunjung Bromo di saat erupsi. Sehingga pendapatan penyedia ojek kuda tak turun drastis. Selama erupsi mereka hanya mampu mendapat Rp100 ribu per hari, bahkan nihil.
“Kalau normal, kami biasanya mendapat penghasilan antara Rp400 ribu sampai Rp500 ribu. Karena kondisi Gunung Bromo seperti ini, ya akhirnya penghasilan kami menurun drastis. Cuma dapat sekali muat tamu saja sudah untung,” kata Adi Sunyato, salah satu pennyedia ojek kuda.
Pemenang pacuan kuda dadakan ini, mendapat hadiah berupa uang tunai. Sebesar Rp500 ribu, dari Kapolres Probolinggo, AKBP Eddwi Kurniyanto. Kebetulan orang nomor satu di Polres Probolinggo itu, berada di Lautan Pasir. “Sesuatu yang bisa dikembangkan. Sebagai salah satu aspek penunjang wisata di kawasan Bromo. Siapa tahu ada perkumpulan olahraga berkuda, kan bisa dikembangkan juga. insidentil saja tadi menggelar balapan itu,” ujarnya.
Hingga saat ini, status Gunungapi Bromo masih waspada. Tinggi kolom asap berkisar antara 300 sampai 700 meter diatas puncak kawah Bromo. Pengunjung dilarang mendekat di areal 1 kilometer dari kawah. (lai/saw)