Probolinggo (wartabromo.com) – Kantor Bupati Probolinggo di jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Patokan, Kecamatan Kraksaan, terbakar pada Selasa (19/03/2019) pagi. Pegawai Pemkab Probolinggo pun panik, hingga petugas Damkar datang dan memadamkan api yang berkobar.
Asap tebal mengepul di lantai tiga pada salah satu sisi gedung kantor Bupati Probolinggo. Terlihat api berwarna merah membara. Bunyi sirene tanda bahaya kebakaran pun meraung-raung menandakan kondisi darurat. Kondisi ini membuat para pegawai yang berdinas, lari semburat menyelamatkan diri.
Petugas Damkar yang berkantor tak jauh dari lokasi, segera datang ke lokasi kebakaran. Dua tim, yakni Fire Fighting & Rescue dan High Angle Rescue diterjunkan. Tim pertama bertugas memadamkan api sekaligus mengevakuasi korban yang relatif mudah dijangkau. Sementara tim kedua mengevakuasi korban yang masih terjebak di ketinggian gedung.
Tak sampai 20 menit, kobaran api berhasil dijinakkan oleh petugas. Sehingga tak menjalar ke titik lain dan menghanguskan arsip-arsip penting. “Alhamdulilah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Kebakaran dapat dijinakkan oleh anggota,” kata Kasatpol PP Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi.
Dwijoko menuturkan kebakaran itu sebenarnya memang disengaja oleh pihaknya. Simulasi ini, tujuannya untuk melatih skill dan kecepatan anggota Damkar dalam memadamkan api. Serta skill khusus dalam penanganan penyelamatan dan evakuasi korban pada beberapa kondisi di lapangan. Apalagi personil Damkar sangat minim.
Lebih-lebih, banyak gedung perkantoran di Kabupaten Probolinggo tidak dilengkapi dengan APAR (alat pemadam api ringan) yang memadai. Begitu juga dengan perusahaan-perusahaan yang belum memiliki alat-alat proteksi kebakaran. Sehingga skill petugas Damkar yang mumpuni bisa menjadi solusi minimnya personil.
“Secara kuantitas personil kami mungkin masih kurang, namun berkualitas dalam kemampuan penanganan kebakaran mulai tingkat dasar sampai tingkat lanjutan. Seperti pertolongan dan penyelamatan pada ketinggian. Ini adalah wujud peningkatan kapasitas personil untuk mengantisipasi segala kemungkinan yg terjadi,” jelas Dwijoko. (saw/saw)