Emak-Emak Adu Bakat dalam Festival Seni Kolaborasi Musik Tradisional

1104

Pasuruan (wartabromo.com) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan menggelar Festival Seni Kolaborasi Musik Tradisional. Perwakilan emak-emak dari 34 Kelurahan di Kota Pasuruan berlomba, adu bakat dalam festival kesenian ini.

Sejak pagi, emak-emak dan beberapa bapak- bapak bersiap di GOR Untung Suropati Kota Pasuruan. Mereka tampak semangat dalam balutan pakaian tradisional. Lengkap dengan riasan yang mempesona, serta menenteng beberapa alat musik tradisional seperti kendhang, pelog dan slendro.

Siti Zuniati, Plt Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan mengungkapkan, event ini digelar untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap warisan budaya leluhur. Selain itu, untuk memberikan apresiasi serta ruang berkarya kepada para musisi serta masyarakat pada umumnya.

Baca Juga :   Kades Jatigunting Datangi PT Liman jaya, Minta Warganya Ditemukan

“Dengan adanya Festival Seni Kolaborasi Musik Tradisional ini, kami ingin meningkatkan kembali animo masyarakat untuk lebih mencintai budaya asli Kota Pasuruan,” ungkap perempuan yang baru dua bulan menjabat sebagai Plt Dinas P & K Kota Pasuruan ini.

Zuniati mengungkapkan, Festival Seni Kolaborasi Musik Tradisional merupakan salah satu kegiatan rangkaian Hari Jadi Kota Pasuruan ke 333. Dalam momentum ini, Pemkot ingin melestarikan warisan seni dan budaya agar tidak tergerus oleh medernisasi.

“Peserta wajib membawakan lagu Padhang Bulan maupun Yo Prokonco, dengan alat musik lesung serta alat musik tradisional lainnya yang sudah disiapkan di panggung,” ujarnya.

Selain itu, peserta juga diperbolehkan mengolaborasikan musik tradisional dengan hadrah, sehingga bisa menonjolkan Kota Pasuruan sebagai Kota Santri.

Baca Juga :   Bus Tentrem Tabrak Motor di Pandaan, 1 Orang Luka

Hariati, Lurah Pekuncen yang sedang mengantar grup dari kelurahannya mengaku sudah tujuh tahun mengikuti Festival semacam ini. Ia pun merespon positif terhadap langkah Pemkot untuk melestarikan warisan budaya lewat festival seperti ini.

“Ke depan harus diadakan lebih meriah lagi agar masyarakat kota maupun luar Kota Pasuruan bisa menikmati festival ini,” pungkas Hariati. (ptr/**)