Seni lukis Tingkepan dengan media cengkir kelapa gading, untuk ritual Ibu hamil pertama yang berumur 7 bulan, masih diminati di Kabupaten Probolinggo. Peluang tersebut dibaca oleh Lutfi Hidayat, seorang pewarta tv regional.
Laporan M. Ali Gufron, Probolinggo
WAKTU luang di sela memburu berita, tidak disia-siakan oleh Lutfi Hidayat. Ia memanfaatkannya dengan melukis cengkir kepala gading. Kulit kelapa yang berwarna kuning gading ia ureg-ureg menggunakan pisau kecil. Gambarnya adalah tokoh pewayangan Janaka dan Srikandi.
“Ada rekan yang memesan kepada saya. Kebetulan istrinya pada Senin mendatang akan melakukan ritual tujuh bulanan anak pertama atau mitoni. Ya, saya kerjakan di sela-sela menggarap berita,” tuturnya, Sabtu (9/3/2019).
Dengan lincah, jari-jemarinya menggores kulit luar cengkir. Namun, sebelum digores dengan pisau, kulit itu dilukis dengan pena. Pertama yang dilukis olehnya adalah wajah Janaka/Arjuna maupun Srikandi. Kedua tokoh pewayangan ini dikenal memiliki kecakapan, identik dengan wajah ganteng dan cantik, sehingga dianggap mewakili keinginan orang tua.
“Yang paling sulit adalah melukis wajah. Kalau wajah sudah selesai, yang lain mengikuti,” ungkap Lufti.
Pria yang tinggal di Desa Bayeman, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo itu mengaku, keahlian melukisnya sudah didapat sejak lama. Tepatnya ketika dirinya mondok di Pesantren Zainul Hasan Genggong.
Dulu ketika mondok, ia sering melukis untuk baliho atau spanduk-spanduk. Bahkan, saat kuliah pun, profesi itu ditekuninya. “Waktu itu, motivasinya agar bisa dapat uang di luar uang kiriman keluarga,” katanya.
Kepada wartabromo.com, pria bersahaja ini menceritakan, dirinya dikenal masyarakat dan tetangga tentang kepiawaianya melukis di media kelapa gading, boleh dibilang tanpa sengaja. Saat itu ada kerabat yang menggelar ritual Mitoni atau selamatan hamil berusia tujuh bulan ini. Nah, sang kerabat kebetulan kesulitan mencari jasa lukis kelapa gading. Kemudian kakaknya memintanya melukis untuk kelengkapan ritual Mitoni ini.
“Awalnya menolak, tetapi kakak saya yang meyakinkan saya. Sudah dicoba saja, wong kamu pinter melukis, toh lukisan untuk Mitoni cuma gambar arjuna dan Srikandi,” cerita jurnalis tv9 ini.
Berawal dari itulah, kabar tersiar, sampai kemudian selalu ada tetangga dan teman meminta jasa, dilukiskan untuk ritual Tingkepan ini. “Melukis ini hanya hobi saja dan tidak mematok harga. Kasihan mereka yang kesulitan mencari jasa lukis kelapa gading,” imbuh alumni Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan (Inzah) Genggong ini.
Lutfi mencoba memberi pesan kepada generasi muda yang gemar melukis, tidak ada salahnya mempraktikkan ke media kelapa gading. Diakui, pada prosesnya, dibutuhkan ketelatenan cukup ekstra, karena media berbentuk bulat, tidak simetris. “Karena hobi ini, selain mempertahankan budaya atau tradisi warisan leluhur yang mulai ditinggalkan, di sisi lain juga bisa dijadikan side job (pekerjaan sampingan) yang menggiurkan,” kata ayah 2 anak ini sambil tersenyum.
Lukisan Lutfi di atas cengkir kelapa gading, mendapat pengakuan dari Amelia Tri Subandi. Diungkapkannya, jika hasil gambar yang digoreskan sangat halus. “Awalnya gak tahu kalau mas Lufti mahir melukis tingkepan. Saya sempat bingung cari orang yang bisa melukis. Kemudian ada teman yang cerita kalau dia bisa lukis,” kata perempuan yang akan segera mempunyai anak pertama ini. (*)