Dinsos Upayakan Bedah Rumah Pasutri Lansia

1085

Probolinggo (wartabromo.com) – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Probolinggo mengupayakan bedah rumah bagi pasutri Sakri dan Armani. Rehab rumah ini, akan dilakukan jika tak menemukan solusi bersama pihak keluarga.

Kepala Dinsos setempat, Zainullah bersama stafnya mendatangi gubuk reot Sakri di Jalan KH Ahmad Dahlan, RT 5 RW 16 Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, Jumat (8/3/2019) siang. Mereka mengecek kondisi terkini pasangan lansia tersebut. Diketahui Sakri berasal dari Wonoasih, sementara Armani asli Kebon Sari. Mereka masih mempunyai sanak keluarga.

“Kami akan mengumpulkan keluarga dari pasutri ini, karena tidak punya anak. Akan berembuk, apakah ada yang bersedia menampungnya. Kalau pun nanti tidak ada yang mau, maka kami akan melakukan bedah rumah dengan dilengkapi kamar mandi, agar layak dihuni,” ujar Zainullah saat di lokasi.

Baca Juga :   Truk Tangki LPG Sasak Rumah di JLS Probolinggo

Pasutri ini, menurut Zainullah, tercakup dalam layanan BPJS. Serta memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Dengan kartu KKS, mereka mendapatkan bantuan berupa beras 10 kg dan telur 10 butir per bulan.

Meski begitu, pihak Dinsos berkoordinasi dengan Puskesmas Kanigara untuk mengontrol kesehatannya. Yakni dengan cara mendatangi ke rumah pasutri tersebut.

“Supaya mendatanginya. Mengingat Pasutri tersebut sudah lansia dan salah satunya mengalami gangguan penglihatan,” ungkapnya.

Menurut Rasuli (55), Ketua RT setempat mengatakan bahwa pasutri tersebut sudah sekitar 12 tahun tinggal di rumah tersebut. Tanah tempat mendirikan gubuk reot itu, merupakan miliknya. Sehingga beberapa tawaran renovasi yang siap diberikan, gagal karena kendala lahan.

Baca Juga :   Penyelidikan Kecelakaan Mahasiswa UGM, Polisi: Korban Masih Trauma

“Tanahnya milik saya mas, sehingga kalau mau renovasi terkendala itu,” kata Rasuli.

Di lain pihak, Armani, mengaku ia sudah terbiasa hidup di rumah tersebut kendati kondisinya kumuh. Bahkan ketika ditanya jika diajak ke Panti Jompo, ia menolak dengan alasan suaminya tidak mau.

“Ya kalau ada bantuan saya terima, saya dapat beras tiap bulan. Tapi kalau ke Panti Jompo bapak tidak mau,” ucapnya. (lai/saw)