Ia bekerjasama dengan organisasi sosial. Terutama penolong penderita HIV/AIDS. Yang beroperasi di Beijing.
Ia minta pada penderita itu: untuk mau jadi obyek penelitiannya. Agar tetap bisa punya anak yang tidak mewarisi penyakit orang tuanya.
Delapan orang ingin mencobanya. Salah satunya suami-isteri. Yang suami penderita HIV. Sang istri masih bersih. Sperma dari pasangan ini diambil. Dimasukkan laboratorium. Gennya diedit. Lalu dimasukkan rahim sang istri.
Anak itu lahir 8 Nopember lalu. Kembar. Diberi nama Lulu dan Nana.
Tidak diumumkan nama orang tuanya. Dalam publikasi ilmiah He Jian Kui hanya disebut Mark dan Grace.
He Jian Kui sengaja mendaftarkan percobaan kliniknya itu. Di Tiongkok memang ada peraturan. Semua percobaan klinis harus didaftarkan. Di lembaga pendaftaran uji coba klinis.
Tapi tidak ada yang bereaksi di tahap itu. Serangan pada He baru dimulai saat naskah ilmiahnya dipublikasikan di MIT Tech Review.
Lebih heboh lagi saat ia membeberkannya di Gen Editing Summit di Hongkong. Tanggal 27 Nopember lalu. Lengkap dengan videonya.
Dunia ilmu pengetahuan gempar. Inilah pertama di dunia. Ada ahli yang melakukan editing pada gen calon manusia.
He dianggap melanggar semua prinsip ilmu pengetahuan. Terutama etikanya. Yang utama: tidak pernah ia adakan diskusi umum lebih dulu.
Kini He Jian Kui entah di mana. Di universitasnya sudah tidak ada. Ia diperiksa berbagai otoritas di Tiongkok. Entah apakah juga ditahan.
Bayi kembarnya dinyatakan baik-baik saja. Di bawah asuhan khusus yang rahasia.
Manusia akan memasuki babak kehidupan barunya.(*)