Probolinggo (wartabromo.com) – Siswa SMA Unggulan Haf-Sa, Zainul Hasan Genggong, Kabupaten Probolinggo berhasil menciptakan beras analog. Beras berbahan dasar Suweg dan daun kelor ini, mampu mencegah penyakit Diabetes Melitus dan Kanker. Penemuan ini, diganjar penghargaan dalam ajang PCCST International Science Fair di Phatthalung, Thailand.
Masyarakat Indonesia memiliki pola ketergantungan konsumsi karbohidrat berupa beras sangat tinggi. Tingkat konsumsi beras di Indonesia mencapai angka 139 kg/kapita/tahun, lebih tinggi dari konsumsi rata-rata di Asia Tenggara. Padahal Indonesia, khususnya Kabupaten Probolinggo memiliki potensi sumber karbohidrat seperti singkong, ubi jalar, garut, gembili, dan iles-iles (suweg/porang).
Bahan tersebut masih belum bisa menggantikan beras sebagai bahan pokok, lebih sering digunakan sebagai bahan pembuat kue. Sehingga membuat 3 siswa SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan Genggong, yakni Kamsiyah Naili, Nanik Nur Laila, Cahyaning Fitrialy Aisyah berinovasi. Dibawah bimbingan Yenny Rahma, guru biologi, Mereka melakukan penelitian selama 3 bulan. Hasilnya, mereka menciptakan beras analog sebagai diversifikasi pangan.
“Kan lainnya sudah terkenal, sementara suweg sendiri jarang dikenal. Ini loh bagus, kandungan gizinya bagus, tidak kalah dengan yang lain dan jarang dimanfaatkan. Sehingga kami pun melakukan penelitian agar bisa menjadi pengganti beras,” kata salah satu siswa, Nanik Nur Laila, Senin (21/1/2019)
Dalam prosesnya Suweg yang sudah dibersihkan kemudian dipotong kecil. Kemudian diparut untuk dijadikan tepung. Setelah itu, tepung suweg ini dicampur dengan tepung kelor dan sagu. Perbandingan suweg dengan sagu adalah 70:30 dan penambahan tepung daun kelor sebanyak 7% dari seluruh campuran.
“Kemudian campuran ini dibentuk mirip beras dengan alat pengepres. Setelah itu keringkan baik itu dijemur atau dioven. Kalau untuk menikmatinya bisa dengan cara dikukus, seperti mengukus nasi,” jelas siswi kelas 12 ini.
Berdasarkan hasil penelitian, beras analog ini mampu mencegah penyakit Diabetes Melitus dan Kanker. Sebab, Indeks glikemik (IG) sangat rendah. “Nilai IG rendah yang terkandung dalam beras analog terjadi karena kandungan serat pangan dan senyawa fenolik yang terkandung di dalam bahan bakunya. Jadi bisa mencegah penyakit Diabetes Melitus dan Kanker,” kata Yenny Rahma, guru pembimbing.
Hasil karya siswa ini diikutkan dalam lomba Princess Chulabhorn’s College, Satun-Thailand (PPCST) International Science Fair. Hasilnya, karya ini menjadi juara pertama dan menyisihkan peserta dari 26 tim se Asia Tenggara. Prestasi itupun mendapat apresiasi dari para siswa lainnya, serta pengasuh pesantren. Diharapkan prestasi itu bisa memacu siswa-santri lainnya untuk berinovasi.
“Ya ini sangat bagus, namun tidak cukup sampai disini, harus mengukir prestasi-prestasi yang lain yang lebih canggih dibidang pengetahuan. Kita sebelumnya, sebulan yang lalu juga mendapat piala di Malaysia, yakni inovasi parkir berbasis android,” kata Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, KH. Moh. Mutawakkil Allallah. (saw/saw)