Pasuruan (wartabromo.com) – Sebanyak 47% netizen Instagram kesulitan membedakan informasi hoax dengan informasi yang benar. Hasil ini diperoleh dari sistem polling di instastory @wartabromo.
Dalam unggahan cerita di Instagram @wartabromo pada Sabtu (5/1/2019), dari 179 netizen, 84 diantaranya atau 47% voters mengaku belum bisa membedakan informasi palsu dengan yang informasi benar. Sementara 53%, atau 95 voters diantaranya mengaku sudah bisa membedakan informasi hoax atau benar.
Beberapa diantara mereka pun menanyakan, bagaimana cara supaya tidak mudah termakan berita hoax.
“Gimana caranya?,” ketik akun Instagram @durroruzzaini.
Ditemui secara terpisah, Lilik Dwi Mardianto, Ketua Prodi Jurnalistik UMN mengatakan, negera Indonesia itu heterogen. Terdiri dari banyak suku, ras, atau kelompok tertentu. Potensi menyebabnya hoax begitu besar dalam negara ini.
“Sejauh pengamatan saya, ketika informasi itu digulirkan dengan niat tertentu, dan ditujukan untuk kepentingan tertentu, itu (berita hoax, red) menjadi potensi besar untuk digulirkan,” ujarnya.
Ia pun menjelaskan, bahwa hoax ini bisa dalam berbagai bentuk, seperti isu politik, bahkan keagamaan yang dominan. Isu-isu ini nanti terpola. Apalagi jika informasi yang menyebar diterima oleh kalangan yang sama, dan otomatis membenarkan kejadian tersebut.
“Kalau kita sering membaca, pasti kita akan kroscek dulu. Orang yang tidak mau meluangkan waktu untuk mengkroscek, dia akan share. Selama orang hanya mengandalkan emosi dan tanpa dibekali verifikasi, hoax subur,” jelasnya lagi.
Lilik memaparkan, ada cara yang menurutnya ampuh untuk melawan informasi palsu tersebut, selain juga mengkroscek berita.
“Nunda share, tanpa harus mencari dahulu kebenaran berita itu salah satu cara untuk melawan hoax. Pilihan publik, mau ikut membantu penyebaran, atau mau membatasi,” pungkasnya. (may/ono)