Pasuruan (WartaBromo)- Proses penyidikan atas kasus dugaan pengaturan lelang proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan 3 terus berlanjut. Meski begitu, Pemkab Pasuruan memastikan proyek yang diperkirakan menelan biaya Rp 2,05 triliun itu terus berlanjut.
Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman, Kabupaten Pasuruan, Misbah Zunib, Rabu (2/1/2019). Misbah memastikan jika kasus yang saat ini ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu tidak berdampak pada kelanjutan proyek SPAM secara umum.
Menurut Misbah, meski disebutkan bahwa dugaan pengaturan lelang itu terkait dengan proyek Umbulan, namun, lokasi proyek tidak berada di wilayah Pasuruan. “Tidak ada disini. Jadi ya tetap lanjut, tidak ada masalah,” jelas Misbah.
Seperti diberitakan, KPK menetapkan 8 tersangka terkait kasus dugaan pengaturan lelang proyek SPAM di sejumlah daerah. Termasuk di antaranya SPAM Umbulan tiga. Dari delapan tersangka itu, empat diantaranya merupakan pegawai di lingkungan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Sedangkan empat lainnya adalah terduga pemberi, dari pihak swasta.
Dari kubu pemberi suap, empat tersangka adalah ARE, slaku Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembut Komitmen (PPK) SPAM Lampung, MWR, Kasatker/PPK SPAM Katulampa; TMN, Kasatker/PPK SPAM Darurat, dan juga DSA, Kasatker/PPK SPAM Toba 1.
Kemudian, dari kubu pemberi suap, empat tersangkanya adalah BSN, Direktur Utama PT WKE; LSU, Direktur PT WKE; IIR, Direktur PT TSP, dan YUL, Direktur PT TSP. Oleh KPK, delapan tersangka itu kini dalam penahanan.
Diketahui, SPAM Umbulan sendiri merupakan satu dari sederet proyek strategis nasional dalam rangka pemenuhan kebutuhan air minum di sejumlah daerah di Jawa Timur. Proyek dibuat dengan mengalirkan sumber air Umbulan, Winongan ke beberapa daerah.
Selain Kota dan Kabupaten Pasuruan, air Umbulan yang memiliki debit sekitar 4 ribu liter per detik itu, ke Sidoarjo, Kota Surabaya, dan juga Gresik.
Total panjang jaringan yang dibutuhkan untuk mengalirkan air ini adalah 93 kilometer dengan diameter pipa sekitar 1,8 meter.
Untuk pekerjaan proyek ini, Pemerintah sejatinya telah menetapkan PT Metha Adhya Tirta yang merupakan konsorsium Medco dan PT Bangun Cipta Kontraktor sebagai pelaksana kontruksi jaringan pipa induk. Nah, untuk pembangunan pipa distribusi berikut 12 stasiun offtake di beberapa daerah, pemerintah membuka lelang tersendiri.
Misbah menyebutkan, untuk keperluan tersebut, ada tiga penyedia jasa kontruksi yang terlibat. Yakni, PT. Adhi Karya, PT. Brantas Abhipraya, dan PT WKE. Masing-masing memiliki wilayah kerja berbeda.
Jika Adhi dan Brantas di Pasuruan dan juga Sidoarjo, PT. WKE sebagai pelaksana pembangunan jaringan distribusi di Gresik dan Surabaya.
“Jadi, ini yang perlu dipahami. SPAM Umbulan 3 itu wilayah proyeknya bukan di Pasuruan. Tapi di daerah lain. Itu pun, semua proses lelangnya langsung pusat,” jelas Misbah. (asd/asd)