Sementara Walikota nonaktif Setiyono berurusan dengan kasus hukum yang membelitnya, singgasana pemerintahan kota diambil alih oleh wakilnya, Raharto Teno Prasetyo. Hingga pada 18 Desember 2018, Teno juga dipanggil KPK. Ia terbang ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan oleh penyidik KPK.
“Ya, ditanya seputar proyek PLUT-UMKM. Kebetulan, saya kan tidak banyak tahu. Jadi ya tidak banyak juga keterangan yang bisa saya sampaikan, kan saya memang tidak banyak mengetahui saja. Termasuk soal pemberian uang fee proyek itu,” terang Teno Selasa (18/12/2018) malam kemarin.
Selain Wawali Teno, sebelumnya KPK juga telah memanggil perwakilan dari pengurus asosiasi jasa kontruksi, pejabat dari dinas terkait, hingga Ketua DPP LSM Penjara, Rudy Hartono.
Kini, Proyek PLUT-KUMKM yang jadi biang kerok skandal korupsi proyek senilai Rp 2.297.464.000 terancam mangkrak. Pemkot mengaku, proyek yang berlokasi di Jl Ahmad Yani, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan itu, telah dikerjakan berkisar 70 persen. Sehingga, bila dihitung dari tenggat waktu yang ditetapkan, dengan sisa 4 hari di akhir tahun 2018 ini, sepertinya sudah tak mungkin bisa diselesaikan.
Ditangkapnya Setiyono bisa dibilang cukup mengejutkan. Sebabnya, Wali Kota Pasuruan ke-16 itu, boleh dibilang cukup banyak makan asam garam di birokrasi. Dilantik pada 17 Februari 2016, usai memenangi pilkada 2015, suami Rini Widjajati ini sempat menduduki sejumlah posisi di birokrasi.
Mulai dari kepala unit di Pasar Besar, Kepala Dinas Dukcapil, Sekretaris Daerah Pemkot Pasuruan, hingga wakil wali kota, mendampingi Hasani kala itu. Nah, rupanya, pengalaman itu pula yang membuat Partai Golkar mendapuknya sebagai calon wali kota, berpasangan dengan Raharto Teno Prasetyo, sebagai wakilnya.
Berangkat melalui koalisi Golkar-PDIP, pria kelahiran Nganjuk pada 18 April 1955 itu, sukses menumbangkan dominasi petahana, Hasani. Tapi sayang. Baru dua tahun menjabat, Setiyono yang juga ketua DPD Golkar Kota Pasuruan itu tertangkap tangan oleh KPK. Kini, karirnya tengah berada di ujung tanduk dan bersiap terbenam, menuju senjakala. (ptr/may)