Hutan di Puspo Rusak, Komitmen Pemerintah dan Swasta Dipertanyakan

1820

Pasuruan (wartabromo.com) – Diperkirakan, ratusan hektar lahan hutan di wilayah Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, gundul. Komitmen Pemerintah sekaligus pihak swasta pun dipertanyakan, karena daerah tangkapan air (catchment area) di wilayah Pasuruan, terus mengalami kerusakan.

Kerusakan alam itu mengemuka, setelah Perkumpulan Pegiat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (P2LHK) Pasuruan, melakukan aksi berupa menanam pohon di petak 41, termasuk di wilayah Desa Palangsari, Kecamatan Puspo, Jumat (28/12/2018).

Terlihat kawasan yang sebelumnya diketahui lebat dengan pepohonan itu, kini gersang dan hanya beberapa pohon saja  tumbuh berdiri.

Ketua P2LHK Pasuruan, Sugiarto mengungkapkan, kondisi itu menjadi keprihatinan. Pasalnya, areal ini juga bagian penopang kehidupan, karena masuk dalam peta wilayah yang berfungsi sebagai penangkap air.

Kondisi itu, tentu membuat pegiat lingkungan di Kabupaten Pasuruan mempertanyakan komitmen pemerintah, pemangku kepentingan hingga pihak swasta, yang selama ini justru melangsungkan usaha dengan memanfaatkan alam Pasuruan.

Menurutnya, pemerintah jajaran maupun pihak swasta, sampai sejauh ini terkesan tidak serius soal konservasi lingkungan.

“Buktinya, kita lihat bersama. Ini satu spot saja. Desa Palangsari yang juga perbatasan dengan Tosari, rusak dan tak ada tegakan pohon. Kalau hamparan, bisa jadi ini bisa ribuan hektar,” keluh Sugiarto.

Secara lebih spesifik, ia kemudian menyentil Dinas Lingkungan Hidup (DLH), yang seharusnya lebih peka untuk segera melakukan penanganan kerusakan alam. Menurutnya, DLH memiliki tanggung jawab dan kewenangan lebih, sehingga tak mungkin mendapat kendala, ketika mengajak pihak swasta melakukan konservasi.

Ditegaskan kemudian, yang dibutuhkan saat ini adalah sikap dan wujud nyata, dari seluruh pihak dan tak perlu ada sikap seakan-akan memberikan perhatian pada lingkungan, sementara faktanya alam di wilayah Pasuruan, kian waktu terus mengalami kerusakan. Ini karena, ancaman kerusakan ini, dipastikan akan berdampak serius pada kerusakan lain, yakni berupa bencana alam, seperti banjir dan longsor, yang selama ini kerap terjadi.

Sementara, aksi P2LHK yang dilakukan di Palangsari hari ini, melibatkan 50 perwakilan dari lima komunitas pecinta lingkungan. Mereka menyebar, menanam 500 pohon di lahan-lahan atau tebing perbukitan yang berada tak jauh dari Coban Rambut Moyo, Puspo. Aksi ini sekaligus sebagai kritik atas rusaknya lingkungan di lereng Bromo,wilayah Pasuruan ini. (ono/ono)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.