Pandaan (WartaBromo.com) – Butuh sembilan tahun lagi bagi Pemkab Pasuruan untuk bisa menikmati deviden (keuntungan) atas investasinya di ruas tol Gempol-Pasuruan (Gempan). Pasalnya, saat ini, manajemen masih berkutat pada pembayaran utang.
Direktur Keuangan Transmarga Pandaan Tol, selaku pengelola tol Gempan, Bahrul Alam mengatakan, total investasi pembangunan jalur bebas hambatan sepanjang 13 kilometer itu mencapai Rp 1,5 triliun. Sebagian besar diantaranya didapat dari utang. “Itu kan ada beberapa pihak. Ada bank Jatim, Bank Jabar, Bank DKI dan juga pihak lain,” kata Bahrul.
Dikatakan Bahrul, memang, sejak diresmikan pada pertengahan 2015 lalu, sudah ada pemasukan ke kas pengelola. Tetapi, pendapatan tersebut langsung masuk ke rekening penampungan guna membayar utang.
Dengan begitu, hingga memasuki tahun ketiga operasionsl tol Gempan, belum ada laba yang didapat. “Secara otomatis juga belum ada deviden yang bisa dibagikan,” jelas Bahrul.
Alih-alih membagikan deviden, untuk mencapai titik impas dengan modal investasi alias BEP (Break Event Point) berdasar hitungannya, diperkirakan butuh 9 tahun lagi.
“Kalau perhitungan kami, tahun 2027 nanti baru bisa BEP. Sekarang, kami masih fokus pada pembayaran utang,” jelas Bahrul di sela mengikuti pertemuan dengan BPJT di Jakarta, Selasa (18/12/2018) siang.
Sejatinya, ada lima ruas tol yang saat ini berada di wilayah Kabupaten Pasuruan. Selain Gempan, juga ada Pandaan-Malang, Porong-Gempol, Gempol-Pasuruan serta Pasuruan-Probolinggo. Tetapi, hanya pada tol Gempan Pemkab punya kepemilikan saham dengan nilai penyertaan awal sebesar Rp 39 miliar.
Bahrul mengatakan, secara persentase, kepemilikan saham oleh Pemkab Pasuruan mengalami penurunan. Dari yang semula 16 persen, kini menjadi 7,2 persen. Itu terjadi lantaran pihak Jasamarga melakukan penambahan modal. “Cuma, kalau saham itu dijual, nilainya pasti naik karena tolnya sudah beroperasi,” jelas Bahrul. (asd/asd)