Lumajang (wartabromo.com) – Aksi saling blokade di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang belum menemukan titik terang. Bupati Lumajang pun berusaha mengunjungi kedua belah warga, meski belum membuahkan hasil.
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq terlebih dahulu mengunjungi Desa Jugosari, untuk mendengarkan keluhan warga, yang mayoritas merupakan penambang pasir. Warga mengeluh, karena akibat penutupan jalan oleh Warga Desa Jarit, mereka tak lagi bisa bekerja. Padahal uang portal sudah rutin dibayar kepada warga Jarit.
Lalu Cak Thoriq melanjutkan perjalanan ke Desa Jarit. Warga mengeluhkan bahwa truk yang melintas membuat kondisi jalan berdebu hingga rusak. Apalagi jika sopir tersebut ugal-ugalan.
“Ini akan kami lakukan evaluasi, sekaligus kami pertemukan, menuturkan kondisi masing-masing untuk ada titik temu supaya tidak ada masalah. Prinsipnya adalah akses ini adalah jalan untuk masyarakat siapapun,” ujarnya, Jumat (7/12/2018).
Dinukil dari Portal Berita Lumajang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang akan melakukan penataan jalan alternatif untuk truk pasir, paling tidak pada tahun 2019 mendatang, penataan ini bakal rampung.
“Setelah kami menata jalan alternatif dan mengatur jam operasional penambangan, Saya meminta agar pemilik tambang dan para sopir truk tambang, bekerja sesuai dengan kesepakatan atau ketentuan yang ada, termasuk taat dalam waktu operasional yang sudah ditentukan,” jelasnya.
Sampai saat ini, Cak Thoriq masih berupaya merapatkan persoalan ini dengan berbagai pihak yang terlibat. Ia pun belum bisa memberikan keputusan terkait aksi saling blokade itu.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa di Kecamatan Candipuro melakukan aksi saling blokade jalan. Blokade ini terjadi di perbatasan Desa Jugosari dan Desa Jarit. Jika warga Jarit melakukan penutupan jalan dengan gardu dan pohon pisang, warga Jugosari memblokade jalan dengan meletakkan tumpukan pasir dan batu di tengah jalan. (may/ono)