Pasuruan (wartabromo.com) – Irsyad Yusuf menyebut Kabupaten Pasuruan sebagai “mini market” bencana. Hal ini karena wilayah kekuasaannya itu menempati urutan ke 21 sebagai daerah dengan ancaman bencana yang tinggi.
“Tidak salah kiranya, jika Kabupaten Pasuruan dikatakan sebagai minimarketnya bencana, karena indekx resiko bencananya juga terus naik. Kalau pas kemarau, 23 desa di 6 kecamatan mengalami kekeringan. Belum lagi kebakaran hutan yang masuk di wilayah Kecamatan Prigen dan Purwodadi,” ujar Gus Irsyad saat sambutan di apel siaga bencana, Rabu (5/12/2018).
Menurutnya, warga harus siap untuk menghadapi bencana yang sewaktu-waktu menghadang. Seperti banjir, longsor, hingga putting beliung. Tak hanya warga, semua pihak harus dapat membantu untuk mengurangi indeks resiko bencana. Diantaranya dengan sosialisasi kebencanaan, hingga pembangunan tata ruang yang sesuai.
“Saya juga meminta upaya memaksimalkan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam menanggulangi bencana, serta meningkatkan kapasitas relawan penganggulangan bencana,” tegasnya.
Dikatakan, Pemkab Pasuruan telah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dalam hal kebencanaan. Salah satunya, koordinasi mengenai normalisasi sungai kedung larangan, pelebaran dan pendalaman sungai dari Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Bangil sampai ke selat Madura.
“Harapannya tentu saja dapat mengurangi dampak dari banjir yang menggenangi rumah hingga fasilitas umum. Belum lagi kegiatan perbaikan dan peningkatan poros jalan yang sering terkena banjir, salah satunya di Winongan dengan membangun jalan rigid Benton, sehingga masyarakat lega karena bisa beraktifitas normal,” pungkasnya.
Sementara itu, Bakti Jati Permana, Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Pasuruan menambahkan, pihaknya terlah mempersiapkan anggaran kebencanaan sebesar Rp 3,6 Miliyar. Sekitar 5000 relawan juga disiagakan siap untuk membantu masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Seluruh tenaga, peralatan dan anggaran juga sudah disiapkan. Bahkan, tahun depan kita akan menambah 1 armada truk tangki air bersih dan 6 buah gergaji mesin untuk membantu urusan kebencanaan. Kalau tangki untuk distribusi air bersih ke sejumlah wilayah kekeringan, serta gergaji mesin untuk pemangkasan ranting pohon yang tinggi,” tandasnya. (mil/may)