Purwodadi (wartabromo.com) – Ilmu jurnalistik dinilai dapat menekan penyebaran kabar bohong (hoax). Itulah kemudian, pengenalan dunia jurnalistik secara lebih dini, patut dilakukan, terutama pada pelajar.
Keyakinan itu disampaikan Irsyad Yusuf, Bupati Pasuruan saat hadir dalam Pelatihan Jurnalistik untuk pelajar di Kampung Pancar Air, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (24/11/2018).
Pelatihan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pasuruan, dikatakan juga salah satu upaya mengajak pelajar untuk tingkatkan kreasi selain kepekaan.
Irsyad mengungkapkan, pelajar sebagai bagian kelompok penting di tengah-tengah masyarakat. Lebih-lebih pada era milenial kali ini.
“Kesempatan ini diharapkan membuat pelajar paham tentang jurnalistik. Sebagai agen perubahan, pelajar harus benar – benar paham,” kata Irsyad.
Diketahui, teknologi informasi sudah sedemikian cepat, seakan tak terbendung. Para muda usia sekolah pun dituntut mampu menggunakan teknologi dengan lebih bijak.
“Bahaya jika generasi milenial tidak paham tentang jurnalistik,” imbuhnya.
Jurnalistik, menurutnya penting, karena secara umum ilmu ini mengajarkan untuk lebih tajam menelaah informasi, selain membatasi kalimat atau menyajikan informasi, secara lebih elok dan beretika.
“Semua mulai melakukan aktivitas jurnalis. Mulai dari menuliskan informasi di medsos atau (media) lainnya. Jadi, minimal ilmu jurnalistik ini menjadi pegangan untuk tetap berkreativitas tapi tetap pada jalur,” tandasnya.
Adik Saifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jatim ini, kemudian mengajak seluruh komponen, tak terkecuali pelajar untuk bersama-sama melawan penyebaran hoax.
“Harapan kami, ilmu jurnalistik, membantu pelajar untuk tidak menyebarkan hoax,” pungkas Irsyad.
Mengusung tema “Membangun Kreativitas Pelajar Era Digital dengan Jurnalistik”, pelatihan ini selain dapat membangun kreativitas, diharapkan juga semakin membuka pemahaman pelajar untuk tidak “asal” atau berhati-hati saat sebarkan informasi, yang sumbernya tidak dapat dipercaya.
Ketua Panitia Pelatihan Jurnalistik pelajar, M, Zubaidillah mengatakan, sebagai sebuah lembaga, PWI memiliki tanggungjawab untuk tularkan pemahaman tentang bagaimana cara menulis maupun menyajikan informasi ke khalayak umum.
“Sehingga, kami tidak memberikan materi semata, karena kami menekankan praktik langsung di lapangan,” ujar Ubay, panggilan akrabnya.
Dalam kegiatannya, setelah sedikit mendapat materi teknik menulis berita, fotografi maupun videografi, terlihat puluhan pelajar banyak melakukan praktik di luar ruangan, seperti hunting foto,, juga banyak terlibat dalam diskusi kelompok untuk menyusun sebuah berita. (ono/ono)