Paiton (wartabromo.com) – Kapolda Jawa Timur Irjen. Luki Hermawan mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Qodim Desa Kalikajar Kulon, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Selasa (20/11/2018). Ia berharap Ponpes menjadi filter penyebaran kabar bohong (hoax) menjelang Pileg dan Pilpres 2019 nanti.
Disambut pengasuh Ponpes Nurul Qodim KH. Hasan Abdul Jalal, Kapolda datang bersama-sama dengan AUTADA (Aliansi Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah Tapal Kuda). Serta para santri, wali santri dan alumni Ponpes Nurul Qodim yanh dikemas dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW itu.
“Alhamdulillah peran ulama di Kabupaten Probolinggo dalam pilkada kemarin cukup besar. Sehingga potensi konflik dapat dihindari dan menghasilkan pilkada yang damai dan tertib,” ujar Ijren Luki.
Itulah kemudian, kepada para ulama, Kapolda berharap mereka menjadi filter utama dikaitkan adanya penyebaran kabar bohong (hoax). Menurutnya, keberadaan pondok pesantren dan peran ulama di dalam masyarakat sangat penting, dalam meredam isu-isu yang berpotensi memecah NKRI.
Selain itu, ia juga menghimbau kepada masyarakat Probolinggo, untuk selalu waspada terhadap isu-isu yang bisa membuat perpecahan. Apalagi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) Republik Indonesia (RI) 2019 mendatang. Di era digital ini, musuh utama bangsa, menurutnya adalah bangsa luar yang masuk melalui dunia maya.
“Jangan sampai NKRI diganggu oleh pihak atau negara lain. Dengan benteng kebersamaan ini, mereka mundur teratur. Jangan terlalu terpengaruh oleh isu yang bisa membuat kita terpecah. Seperti kemarin, saat ramai-ramainya perbincangan masalah bendera, dan demo di daerah lain. Tapi Alhamdulillah Probolinggo tidak terpengaruh oleh isu tersebut,” ucapnya.
Ia mengatakan Polri dan TNI tetap netral, sehingga dalam tahun politik ini, harus berhati-hati. Sementara masyarakat sepatutnya cerdas dalam menentukan pilihan, baik itu dalam Pileg maupun Pilpres. “Gunakan hak pilihnya, sayang tidak dipakai. Jangan sampai digunakan oleh orang-orang yang tidak berkepentingan. Kalo menang memang sudah menang, jangan euforia berlebihan. Kalau kalah ya kalah, memang bukan rejekinya,” kata Luki.
Sementara itu, Wakil 1 AUTADA KH. Maksum Tirmidzi mengatakan, dalam Pilpres 2019 nanti, AUTADA sebagai lembaga bersikap netral. Namun, membebaskan individu-individu untuk mendukung salah satu calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres).
“Kita tidak berafiliasi kepada capres tertentu, para ulama bebas bergabung dengan siapa saja. Sebab, gerakan kami adalah murni dalam keagamaan, yakni menjaga akidah Alussunnah Wal Jamaah,” terang pengasuh Ponpes Darul Hikmah Al-maksumi Al-malikiyah Sekar Putih Bondowoso tersebut.
Sebelum ke Ponpes Nurul Qodim, Kapolda Jawa Timur Irjen. Luki Hermawan berkunjung ke Ponpes Darut Tauhid Pamekasan. Disana Kapolda bersilaturahmi dengan para ulama yang tergabung dalam AUMA (Aliansi Ulama Madura). (cho/saw)