Probolinggo (wartabromo.com) – Kabar kurang sedap menghampiri petani di Kabupaten Probolinggo. Sebab, jatah pupuk urea bersubsidi pada tahun ini berkurang. Petani pun diminta menggunakan pupuk secara berimbang.
Berkurangnya kuota pupuk urea bersubsidi itu diketahui saat rapat Koordinasi dan Monitoring Ketersediaan Pupuk Bersubsidi yang melibatkan Disperindag, produsen, dan kepolisian pada Jumat (16/11/2018).
“Kami memonitoring ketersedian pupuk bersubsidi karena menjelang musim tanam padi. Jangan sampai ada kejadian kelangkaan pupuk, sehingga timbul gejolak masyarakat petani yang menuntut ketersediaan pupuk. Pemkab mengharap kepada produsen pupuk agar menyediakan kebutuhan pupuk di wilayah kami,” kata Plt. Kepala Disperindag Kabupaten Probolinggo, Mahbub Zunaidi.
Jatah pupuk urea bersubsidi yang diproduksi PT. Pupuk Kaltim untuk wilayah Kabupaten Probolinggo pada tahun ini, berkurang dibanding tahun lalu. Pada 2017, jatah Kabupaten Probolinggo sebanyak 43.334 ton. Namun pada tahun ini diturunkan menjadi 43.000 ton.
Sementara, sampai saat ini jatah pupuk yang sudah terealisasi atau terpakai sebanyak 39.000 ton. Dengan begitu, sisa kuota pupuk bagi petani Kabupaten Probolinggo hingga akhir tahun tinggal 4.000 ton. “Karena itu, kami dan pemerintah menganjurkan kepada petani untuk memakai pupuk berimbang, agar hasil pertanian maksimal dan tanah tidak rusak,” kata
Amri, AAE PT. Pupuk Kaltim Wilayah Probolinggo.
Sementara itu, DPO PT. Petrokimia Gresik, Lukie mengatakan, stok pupuk yang ada di gudang penyangga tidak menandakan ketersediaan pupuk. Sebab, ketersediaan pupuk bagi petani tergantung dari jatah pabrik terhadap daerah tersebut.
“Walaupun di gudang masih ada pupuk, namun jatah bagi daerah tersebut sudah habis, maka pabrik tidak berani mengeluarkan pupuk tersebut,” katanya. (cho/saw)