Lumajang (wartabromo.com) – Belum setahun, tanggul dan DAM Gambiran, Kota Lumajang jebol setelah diterjang banjir lahar semeru. Bupati Lumajang minta semua bangunan ditepian sungai dibongkar.
Joko Wahyono, Kepala Seksi Sungai Dinas Pekerjaan Umum Sumberdaya Air Provinsi Jawa Timur mengatakan, penyebab tanggul yang dibangun dengan menelan biaya 8 M itu jebol karena air meresap melewati bawah beronjong. Sehingga air keluar kesamping beronjong.
“Ini kan dulu ada penanganan darurat, terus jadi rembesan, ya karena ada rembesan, kita mengatasinya pakai semacam alat lepeng kedap air, semoga ini bisa cepat selesai. Asumsinya kuat, sudah kita perhitungkan sendiri (sesuai standart,red),” ujarnya, Rabu (8/11/2018).
Joko menambahkan, kontruksi tanggul dan plesengan ini hanya bersifat sementara, yang menelan anggaran dari APBD Provinsi Jatim. Pembangunan selanjutnya yakni tanggul dan DAM permanen akan dianggarkan pada tahun ini.
Sementara itu, dikutip dari portal berita Pemkab Lumajang, Thoriqul Haq, Bupati Lumajang mengatakan, sepanjang tepian Kali Asem harus bersih dari bangunan, sesuai dengan aturan.
“Untuk semua bangunan yang ada di sepanjang tepian sungai di wilayah Lumajang harus dibongkar, jika hal itu melanggar ketentuan yang ada. Dan, harus ditindak secara tegas, sebelum ada lagi musibah yang disebabkan oleh luapan air dari sungai Kali Asem”, katanya.
Menurut Cak Thoriq, sapaan akrabnya, untuk mengatasi permasalahan sungai Kali Asem selama musim penghujan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Hal ini karena sungai itu melintasi wilayah perkotaan padat penduduk.
“Untuk mengatasi permasalahan Kali Asem yang rawan akan meluapnya air sungai saat musim hujan, Kami akan terus bersinergi dengan Pemprov Jatim untuk menanganinya. Dalam hal ini memang harus ada pengelolaan bersama terhadap tepian sungai, agar saat debit airnya naik, tidak sampai meluap ke rumah warga ,” ujarnya.
Sekedar informasi, tanggul dan DAM Gambiran jebol pada Selasa (6/11/2018), setelah hujan mengguyur selama kurang lebih 12 jam. Akibarnya, lahan pertanian dan 2 rumah milik warga yang masih dalam proses pembangunan tergenang air. (may/ono)