Probolinggo (wartabromo.com) – Komiditi bawang putih di wilayah Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, mempunyai prospek cerah. Buktinya, tahun ini sebanyak 100 hektar lahan ditanami tanaman dengan nama ilmiah Allium Sativum tersebut.
“Sejak awal November ini, petani sudah menanam kembali bawang merah di Sukapura. Ini yang kedua kalinya di tahun ini. Sebelumnya pada April lalu juga ditanami dan dipanen pada Juli. Ini membuktikan bahwa prospek bawang putih di sini sangat bagus,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo, Ahmad Hasyim Ashari, Senin (11/5/2018).
Hasyim mengatakan budidaya bawang putih itu, merupakan kerjasama petani dengan salah satu importir bawang putih. Kerjasama itu sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) RI Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Dimana para importir bawang putih mulai tahun 2018, diwajibkan menanam 5 persen dari kebutuhan impor di dalam negeri. 100 hektar lahan itu berada di Desa Kedasih, Desa Wonokerto, Desa Sapikerep, Desa Jetak, dan Desa Pakel.
“Momentum inilah yang kami manfaatkan agar bawang putih yang pernah hilang di Kecamatan Sukapura bisa berkembang dan tumbuh kembali. Sehingga harapannya Kabupaten Probolinggo tidak hanya dikenal sebagai penghasil bawang merah saja, tetapi juga dikenal sebagai penghasil bawang putih,” terangnya.
Sukapura, menurut Hasyim, sebelum tahun 1990-an dikenal sebagai sentra bawang putih. Namun sejak 20 tahun ke belakang, identitas itu mulai luntur. Hilangnya peredaran bawang putih itu, adalah pasar, hama penyakit dan benih yang berkualitas. Sementara saat ini varietas yang ditanam adalah Lumbu Kuning dan Lumbu Hijau.
“Ke depan kami akan melakukan pemurnian varietas Lumbu Kuning dan Lumbu Hijau. Kalau memang belum dipatenkan oleh daerah lain, maka kami akan patenkan sebagai varietas lokal asli Kabupaten Probolinggo. Apalagi prospek bawang putih ini sangat bagus. Mudah-mudahan nantinya bisa mengembalikan kejayaan bawang putih di Kabupaten Probolinggo,” ungkap pria asal Kraksaan ini.
Untuk mengembalikan kejayaan bawang putih, DKPP bekerja sama dengan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Jawa Timur melakukan demplot di Dusun Punjul Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura seluas 2 hektar. Hasil demplot ini dijadikan sebagai benih dan dibagikan kepada petani. “Serta membentuk membentuk 5 (lima) penangkar bawang putih, agar ketersediaan bibit terpenuhi,”ujarnya,
Keunggulan bawang putih asal Sukapura, menurut Rohmadi, penyuluh pertanian setempat, adalah aromanya lebih kuat dibanding bawang putih dari luar. Meski secara fisik, bentuk umbinya lebih kecil. “Bentuk fisiknya mungkin dipengaruhi oleh kondisi saat proses tanam. Dimana saat tanam, hujan turun dengan cukup. Namun saat mulai berumbi, pasokan air mengalami kekurangan. Sehingga kemudian kami ubah pola tanamnya di bulan November. Dengan harapan, saat mulai berumbi, pasokan air tercukupi,” terangnya. (saw/saw)