“Jangan pandang kami sebelah mata, jangan kucilkan kami, meskipun kami anak-anak, kami juga berhak untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan,”
Laporan: Salsabelah Cahyani
SEMBILAN tahun lalu, tepatnya 2009, awal mula terbentuknya Forum Anak Kota Pasuruan. Forum Anak merupakan suatu wadah partisipasi bagi anak yang menjembatani komunikasi dan interaksi antara pemerintah dengan anak-anak dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar anak. Diantaranya, hak hidup lebih layak, hak tumbuh dan berkembang, hak perlindungan dan hak berpartisipasi.
Keberadaan Forum anak di Kota Pasuruan bagi sebagian orang mungkin asing dikenal. Namun, faktanya, mereka kerap melibatkan diri di setiap kegiatan yang diselenggarakan. Diantaranya, kegiatan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), swasta, ataupun organisasi lain seperti Pusat Konseling Remaja dan Saka Kencana (Satuan Karya Pramuka Kencana).
Yayuk, Kasie Perlindungan Anak yang juga Pembina Forum Anak Kota Pasuruan, menyebutkan, ada 581 anak tergabung dalam Forum Anak di Tahun 2017. Jumlah itu tersebar di 34 kelurahan se-Kota Pasuruan.
Sementara itu, menurut penuturan Dinda Ayu Solikhaningsih, Pengurus Forum Anak periode 2017, tak hanya menjadi partisipan di kegiatan OPD, anak-anak juga belajar bagaimana menyampaikan aspirasi melalui menjadi konselor sebaya, memberikan edukasi tentang kespro (kesehatan reproduksi), serta bahaya kekerasan terhadap anak.
Sebagaimana organisasi lain yang terstruktur dan ber-SK, Forum Anak juga memiliki Struktur Organisasi yang setiap anggotanya memiliki SK dari Pemerintah Kota. Namun, SK hanya akan berlaku selama anak belum berusia diatas 18 tahun. Ketika sudah beranjak dari usia 18 tahun, SK akan diganti dengan anggota anak yang baru dengan rentang usia 0 hingga 18 tahun.
Tak putus disitu, ketika memasuki usia lebih dari 18 tahun, ia akan berganti menjadi pendamping.
Disela-sela pembicaraan lewat sambungan telepon, Dinda menuturkan, pada tahun 2016, sempat ada anak tuna netra yang bergabung di Forum Anak. Namanya, Deni Kurniawan. Meski Deni buta, ia terkenal aktif memberikan ide kreatif untuk usulan kegiatan yang dilakukan.
Yang lebih mengejutkan, Dinda menyebutkan, Deni adalah salah seorang penyiar radio. Deni membuktikan bahwa anak yang terlahir istimewa seperti dirinya juga bisa tumbuh seperti anak-anak lain.
Gadis 18 tahun ini, juga menjabarkan beberapa kegiatan yang pernah ia dan kawan lakukan selama kurun waktu 2017. Diantaranya Aksi Sedekah Oksigen bersama Dinas Lingkungan Hidup, Partisipan dalam pagelaran pameran dan Lomba Marching Band oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Gebyar Forum Anak oleh DP3AKB, juga bergabung dalam menggalakkan Gerakan Masyakarat Sehat oleh Dinas Kesehatan, dan Gemar Makan Ikan oleh Dinas Perikanan.
Tak hanya itu, Kota Pasuruan yang menerima predikat terbaik Nasional dalam hal Akte Kelahiran juga melibatkan Forum Anak. Mereka didapuk untuk turut mendata bersama DISPENDUK CAPIL.
Selain terlibat dalam kegiatan aktif oleh OPD terkait, mereka juga dilibatkan dalam rapat R-APBD Kota Pasuruan. Mereka diajak untuk turut mengusulkan apa saja yang dibutuhkan anak-anak di Kota Pasuruan dalam pemenuhan hak anak. Hal tersebut mereka sampaikan langsung kepada pemimpin rapat saat itu.
Inilah Forum Anak, dengan segala kreatifitas dan sepak terjang yang telah dilalui.
Dinda berharap, semua anak-anak yang pernah bergabung di Forum Anak, tetap berkomunikasi dan menjaga eksistensi.
“Jangan pandang kami sebelah mata, jangan kucilkan kami, meskipun kami anak-anak, kami juga berhak untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan,” ujarnya diakhir pembicaraan. (*)