Pasuruan (wartabromo.com) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan mencatat 5 kasus kematian ibu dan 14 kasus kematian bayi sepanjang tahun 2017. Catatan kematian ibu dan bayi ini dinilai tinggi.
Kepala Sie Kesehatan Keluarga dan Gizi, Riza Khoiriyah mengungkapkan, jumlah tersebut terangkum dalam Laporan Kematian Ibu dan Bayi Dinkes tahun 2017.
Dijelaskan, 5 kasus kematian pada ibu itu disebabkan oleh beberapa penyakit, diantaranya lupus, pendarahan hebat, gagal jantung, dan PEP (perawatan darurat mencegah HIV).
“Jumlah ini termasuk tinggi, target kita menurut renstra (Rencana Strategis) Kota, maksimal hanya 3 kematian,” terang Riza, Jumat (12/10/2018).
Dijelaskan kemudian, kasus kematian ibu terbagi atas 3 kategori yakni kematian ibu hamil sebanyak 1 kasus, ibu bersalin sebanyak 1 kasus, dan ibu nifas ada 3 kasus.
Tak hanya kematian ibu, jumlah kematian bayi di Kota Pasuruan juga dinilai cukup tinggi, meskipun masih jauh dari angka maksimal dalam renstra Kota, yakni 25 kematian.
Riza mengungkapkan, ada 14 kasus kematian bayi (0-1 tahun kurang 1 hari) di Kota Pasuruan. Beberapa penyebabnya, antara lain akibat lilitan tali pusat, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kelainan jantung, kelainan bawaan, diare, dan tetanus ensefalopati, aspirasi (kondisi ketika ada makanan, air liur, atau asam lambung yang masuk ke paru-paru), asfiksi (gangguan paru-paru), dan pneumonia (infeksi paru-paru).
Riza juga menambahkan, selain kategori bayi, ada kategori lain yang dicatat oleh Dinkes terkait jumlah kematian. Diantaranya neonatal (anak usia 0-28 hari) ada 13 kasus, anak balita (1-5 tahun) tercatat 5 kasus dan kematian balita sebanyak 19 kasus. (trl/ono)