Tak harus mengorbankan kelestarian lingkungan untuk memaksimalkan potensi alam yang ada. Sinergitas yang baik antara manusia dan alam akan membawa keberkahan tersendiri dan membawa kemakmuran.
Laporan Ardina Putri
HAMPARAN perkebunan kopi seluas 365 Hektar di Desa Jatiarjo Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, begitu menyejukkan mata. Sebelum tahun 2015, di desa ini masih banyak pemuda pengangguran. Kini, tiga tahun berjalan beberapa pemuda dari kelompok pengangguran tersebut mulai berbenah diri.
“Setidaknya untuk pulsa dan rokok kita bisa dapatkan dari keuntungan wisata kampung kopi. Sebagian juga kita salurkan untuk kegiatan sosial dan untuk PAD Desa,” tutur Imam Bukhori, salah satu inisiator Wisata Kampung Kopi Jatiarjo.
Letak geografis desa yang berada di lereng Gunung Arjuna ini, membuat kondisi tanahnya subur dan cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan. Petani di desa ini lebih kurang sebanyak 1.728 orang. Dapat dikatakan jika komoditas utama desa ini adalah kopi.
Seperti kata Bung Karno, “Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”.
Mungkin pidato yang melegenda dari sang proklamator tersebut, seakan menggambarkan semangat para pemuda Jatiarjo, untuk merintis Wisata Kampung Kopi mulai dari titik nol.
Pengalaman hidup berdampingan dengan perusahaan industri wisata telah menyadarkan para pemuda Jatiarjo, bahwa wisata yang berorientasi pada bisnis murni dan dikuasai oleh investor, kurang memperhatikan kelestarian lingkungan serta tidak berlandaskan pada pemberdayaan masyarakat.
Dengan latar belakang kegundahan tersebut, Imam dan belasan pemuda Jatiarjo berinisiatif membangun Wisata Kampung Kopi.
Melalui tangan-tangan dingin para pemuda Desa Jatiarjo, potensi alam yang begitu luar biasa ini dapat dikelola dengan baik.
Bangunan kosong yang semula tak terpakai, kini mereka sulap menjadi sebuah tempat wisata edukasi. Wisata Kampung Kopi Jatiarjo bukan dikelola oleh individu melainkan dikelola bersama oleh para pemuda dan perangkat desa. Kampung wisata ini tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata.
“Yang kami suguhkan adalah edukasi tentang kopi sekaligus tempat menghilangkan penat karena ada outbond serta pemandangan yang apik,” ungkap Imam.
Berbagai jenis kopi dapat ditemukan di Jatiarjo. Arabika, Robusta dan Liberika, yaitu kopi langka dengan aroma khas nangka.
Untuk memasarkan kopi serta mempublikasikan berbagai kegiatan Desa Jatiarjo, dibentuklah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) ‘Arjuna’. Kelompok ini adalah sebuah kelompok informasi masyarakat yang dibentuk Dinas Komunikasi dan Informatika. Selain untuk ‘branding’ potensi desa, KIM juga dibentuk dengan harapan agar masyarakat lokal lebih melek informasi.
Tak hanya mengelola Wisata Kebun Kopi Jatiarjo, setiap minggunya para pemuda Jatiarjo juga rutin melakukan kegiatan positif lainya, seperti berdiskusi dan sinau bareng. Ini mereka lakukan di pendopo yang merupakan salah satu fasilitas yang ada di Wisata Kampung Kopi. (*)