Pasuruan (wartabromo.com) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan mencatat 26 Bayi dengan Gizi buruk. Jumlah itu tercatat dalam rekapan hasil survei Dinkes selama kurun 2018.
Pengelola Program Gizi Dinkes Kota Pasuruan, Siti Rodhiyah, mengungkapkan, 26 kasus tersebut didasarkan pada laporan 8 Puskesmas yang tersebar di wilayah Kota Pasuruan.
Berikut rincian angka gizi buruk di Kota Pasuruan (Januari-September 2018):
- Puskesmas Gadingrejo, 0 kasus;
- Puskesmas Karangketug, 0 kasus;
- Puskesmas Kebondagung, 11 kasus;
- Puskesmas Sekargadung, 1 kasus;
- Puskesmas Bugul Kidul, 2 kasus;
- Puskesmas Kandangsapi, 1 kasus;
- Puskesmas Kebonsari, 0 kasus;
- Puskesmas Trajeng, 11 kasus.
“Paling banyak Puskesmas Trajeng, dan Kebonagung, ada 11 bayi,” jelas Rodhiyah yang ditemui di kantornya, Senin (24/9/2018).
Rodhiyah menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi gizi buruk yang dicatat mencapai angka 26 hanya dalam kurun waktu 9 bulan, dari Januari 2018 kali ini. Diantaranya, pengetahuan orang tua, sakit, miskin, hingga Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
Diungkap kemudian, faktor pengetahuan orang tua, mulai dari cara orang tua memberi makan bayi, bahkan membiarkan bayi tidak doyan makan, jadi biangnya.
Sedangkan faktor sakit, meliputi sakit bawaan, diare, musim pancaroba, kelainan.
“Gizi buruk itu jadi efeknya,” terangnya.
Berikut rincian angka penyebab bayi mengalami gizi buruk (Januari-September 2018) :
- Kurangnya pengetahuan, 11 kasus;
- Kemiskinan, 20 kasus;
- Sakit, 2 kasus;
- BBLR, 1 kasus;
- Lain-lain, 2 kasus.
Diketahui, pada tahun 2017, Dinkes mencatat 31 bayi gizi buruk di Kota Pasuruan. Dimana Puskesmas Trajeng mencatat paling banyak bayi gizi buruk, yakni 12 kasus.
Kondisi kekurangan gizi pada seorang bayi, menyebabkan bayi memiliki berat badan yang sangat kurang (sangat kurus). Kondisi inilah yang kemudian dikenal dengan Gizi Buruk. (trl/ono)