Anjlok, Petani Bawang Merah Resah

1478

Probolinggo (wartabromo.com) – Harga jual bawang merah milik petani di Kabupaten Probolinggo anjlok tak menentu. Kini harga bawang merah hanya Rp 6.000 per kilogram. Petani bawang merah pun resah, karena terancam rugi besar.

Usai masalah plasi yang dikeluhkan selesai, kini petani kembali resah. Pasalnya dalam sebulan terakhir harga jual bawang merah terus menurun. Bahkan kini berada di bawah harga jual keekonomisan, yakni Rp 6.000 per kilogram.

Salah satunya yang dirasakan petani bawang di Desa Tegalmojo, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo.

“Kalau harga segitu, ya tidak menguntungkan bagi kami,” tutur Basofi Budiono, Senin (24/9/2018).

Penurunan itu, menurutnya sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Dimana awalnya masih berkisar di harga Rp 13 ribu per kilogram. Namun, secara per lahan-lahan, harga bawang merah itu turun.

Tentu saja, harga jual yang anjlok itu tak menguntungkan petani. Karena biaya tanam dan obat-obatan bawang merah sangat tinggi.

“Biaya tanamnya sangat tinggi, ya untuk pembelian bibit, pengelolahan lahan dan biaya obat obatan, biaya panennya,” ungkapnya.

Untuk 1 hektar sawah, biaya tanam dan obat-obatan mencapai Rp 75 hingga Rp 80 juta. Sementara hasil panennya antara 7 ton hingga 15 ton per hektar.

“Dengan harga jual bawang merah yang hanya enam ribu, bisa dibayangkan kerugian kami. Kalo sawahnya milik sendiri, mungkin ruginya tidak terlalu banyak. Kalau lahannya sewa, ya pasti stresslah,” tambah Imam, petani lainnya.

Rendahnya harga ini mengancam petani. Sebab, murahnya harga jual bawang merah, sangat tidak seimbang dengan biaya perawatan tanamannya.

“Untuk sementara terpaksa tidak saya jual dulu bawang merah hasil panen. Lebih baik kita simpan untuk dijadikan sebagai bibit bawang merah, harganya lebih mahal. Namun, kan tidak semuanya bisa dijadikan bibit,” tandasnya. (cho/saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.