Pasuruan (wartabromo.com) – Bayi pendek atau biasa disebut dengan stunting, rentan terserang penyakit degeneratif. Serangan ini, tidak serta merta langsung dialami bayi yang dinyatakan stunting, melainkan dalam jangka panjang.
Hal itu diungkapkan oleh Hartanto, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan, saat berada di kantornya, Jumat (14/9/2018).
“Kalau anak stunting, metabolismenya terbatas,” terangnya.
Hartanto menjelaskan, bayi stunting memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah dari bayi normal seusianya. Bukan hanya itu, bayi stunting harus merasakan efek dari terganggunya perkembangan otak, pertumbuhan fisik, dan metabolisme.
“Saat bayi stunting tumbuh dewasa, mereka akan mudah terkena penyakit degeneratif,” ungkap Hartanto.
Diketahui, dalam jangka panjang, bayi stunting mudah terserang penyakit berisiko tinggi, seperti diabetes, obesitas, jantung dan pembuluh darah. Selain itu penyakit berbahaya macam kanker, stroke, hingga disabilitas, menghantuinya ketika sudah beranjak dewasa atau usia tua.
Riza Khoiriyah, Kasie Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kota Pasuruan menambahkan, stunting dapat meningkatkan angka kematian, angka kesakitan, penurunan fungsi kognitif, motorik, dan bahasa.
Selain dampak kesehatan, stunting juga dapat menimbulkan kerugian finansial, di mana akan meningkatkan biaya kesehatan dan perawatan kesakitan anak.
Baca juga: Lebih dari 2.000 Bayi di Kota Pasuruan Terdeteksi Stunting
Dengan sederet kerugian dan dampak yang harus dirasakan, masyarakat Kota Pasuruan, terbilang masih kurang menyadari bahaya stunting. Hal ini terungkap dalam hasil survei bulan timbang, Agustus tahun 2017. Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, mendeteksi bayi dengan stunting di Kota Pasuruan menembus angka 2.696 kasus. (trl/ono)