Bangil (wartabromo.com) – Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Ihyaus Sunnah, wadul ke DPRD Kabupaten Pasuruan akibat aktivitas truk proyek tol, Rabu (12/9/2018). Selain jalan rusak, bangunan pondok dan masjid retak hingga membahayakan santri.
Didampingi belasan santri, pengasuh dan pimpinan ponpes itu datang sekitar pukul 11.00 WIB, sampai kemudian salah satu anggota dewan persilahkan mereka masuk di salah satu ruangan Gedung DPRD Kabupaten Pasuruan.
Diungkapkan kemudian, pengurus pondok yang hadir mengeluhkan, aktivitas truk tronton bermuatan material pasir untuk proyek jalan tol Pasuruan-Probolinggo. Lalu-lalang truk di depan Pondok Pesantren yang berada di Dusun Ngemplak, Desa Toyaning, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan itu telah merusak jalan dan bangunan pondok.
Bangunan ponpes seperti pagar hingga tembok masjid, yang digunakan beribadah mengalami retak-retak.
“Debu, masya Allah, kita keluhkan getarannya itu sudah ada dempak, retak-retak masjid, retak-retak rumah habaib pengasuh Pondok,” kata Nawawi juru bicara ponpes.
Sebenarnya, sudah ada perjanjian dengan pihak pelaksana proyek yakni PT. PP (Tbk), namun, pelanggaran demi pelanggaran diungkap Nawawi, kerap terjadi.
“Sudah ada perjanjian dengan PT. PP sudah berapa kali perjanjian. Kita sudah ke dishub, ke kepolisian, permintaan kita bukan tidak dukung proyek nasional, tapi dampaknya perlu diperhitungkan juga,” terangnya.
Pertemuan itu dipimpin langsung oleh Mochammad Rusdi Sutejo, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Pasuruan, bersama Anggota Komisi III dan Komisi IV, hingga Wakil Ketua Dewan.
Selain itu, perwakilan Pemerintah Kecamatan Rejoso, Kapolsek Rejoso, Koramil, Dishub Kabupaten Pasuruan dan Dinas PU Kabupaten Pasuruan, juga hadir.
Hanya saja perwakilan PT. PP (Tbk), yang sebelumnya tampak hadir di gedung dewan, tiba-tiba menghilang, saat rapat akan dimulai. Mereka meninggalkan gedung tanpa alasan yang jelas. (wil/ono)