Pasuruan (wartabromo.com) – Desa Wonosunyo ditetapkan sebagai daerah rawan kekeringan. Dampak penambangan disebut menjadi salah satu faktor, air di desa ini tidak bisa keluar.
Bakti Jati Permana, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mengatakan, ada sekitar 200-300 KK di Dusun Belahan yang terdampak kekeringan.
“Sekarang ada Desa Wonosunyo, tepatnya di Dusun Belahan, Kecamatan Gempol yang juga mengalami kekeringan, sehingga butuh pengiriman air bersih,” kata Bakti.
Kepala BPBD ini mengungkapkan, air di Dusun Belahan sebenarnya melimpah. Namun, air yang ada tidak bisa terambil dengan baik. Ditambah lagi, aktivitas penambangan yang meningkat di daerah sekitar desa.
“Sebenarnya airnya banyak, cuma karena pompa diesel tidak bisa menarik air, sehingga untuk sementara kita kirim air sampai benar-benar sudah mandiri, kebetulan juga daerah itu banyak aktifitas penambangan,” tambahnya.
Sampai saat ini, ada 20 desa di 5 kecamatan yang ditetapkan sebagai daerah rawan kekeringan. Data tersebut meningkat dari sebelumnya 19 desa.
Meluasnya daerah kekurangan air, membuat BPBD Kabupaten Pasuruan memperbanyak droping air bersih. Jika sebelumnya hanya dua kali pengiriman dalam sehari, kini bisa mencapai tiga kali pengiriman dalam satu hari.
Droping air bersih ini menggunakan armada tangki air dari BPBD, PDAM, Dinas Sosial, Cipta Karya dan Palang Merah Indonesia (PMI).
“Pemkab Pasuruan juga telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 400 juta untuk distribusi air bersih ke semua desa terdampak kekeringan,” pungkasnya. (mil/may)