Probolinggo (wartabromo.com) – Jarak tempuh Pawai Budaya Nusantara sambut Seminggu di Probolinggo (Semipro), kali ini terbilang pendek. Warga pun mengeluh karena tak sebanding dengan animo masyarakat untuk melihat event tahunan itu.
Pawai ini, digelar di jalan Panglima Sudirman, dengan garis start di pertigaan Jatiluhur lalu ke barat dan finish di depan Pemkot Probolinggo. Jarak garis start dengan finish paling jauh hanya sekitar 500 meter. Kondisi itu berbeda dengan pawai-pawai sebelumnya yang jarak tempuhnya cukup jauh.
Pendeknya jarah tempuh, mengakibatkan terjadi penumpukan warga. Terlihat ribuan warga, terkonsetrasi di satu jalur, yakni jalan Panglima Sudirman. Sehingga mereka berjubel dan saling dorong untuk melihat penampilan peserta.
Beberapa anak kecil harus merelakan diri terpapar panas sinar matahari. Bahkan panas aspal jalan Panglima Sudirman terpaksa ‘dilahap’ demi mendapatkan posisi terdepan. Jika tak merangsek ke depan, dipastikan pandangannya terhalang orang lain.
“Ya kecewa mas, jaraknya pendek, kita harus desak-desakan dengan sesama penonton. Sebab penampilan peserta gak maksimal. Baru dilepas udah nyampek. Dulu jaraknya cukup jauh, sehingga kita bisa milih tempat untuk melihat. Suka-suka kita lah, mau menonton dimana,” tutur Nurhayati, warga Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan, Minggu (26/8/2018).
Pantauan wartabromo.com, warga yang ingin menyaksikan pawai budaya ini, sudah berdatangan sejak pukul 10.00 WIB. Dari jadwal pelepasan peserta direncanakan mulai pukul 11.00 WIB. Namun yang terjadi, justru molor, karena peserta baru dilepas sekitar pukul 12.30 WIB.
“Harusnya panitia mempertimbangkan animo masyarakat untuk melihat event tahunan ini. Bagi kami, pawai ini sudah menjadi hiburan tersendiri. Selain murah meriah dan senang, anak-anak jadi tahu budaya daerah lain. Kalau rutenya seperti dulu, enak gak perlu desak-desakan,” timpal Ahmad Taufik, warga Kademangan, dengan nada kecewa.
Tak hanya warga yang kepanasan, para peserta pun juga dijemur. Sebanyak 37 delegasi dari organisasi perangkat daerah (OPD) dan kontingen Kabupaten Sleman, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Malang, terlebih dahulu menyiapkan tampilan dengan berjejer di jalan dr. Soetomo. Diketahui, jalan ini bisa dikata minim tanaman peneduh jalan.
Uneg-uneg kecewa warga terkait rute pawai budaya ini juga ditumpahkan warga di media sosial. “Ini menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk penyelenggaraan di tahun mendatang,” kata Sekretaris panitia Semipro, Tutang Heru Wibowo.
Semipro saat ini memasuki pagelaran ke 10. Kegiatan itu dimaksudkan untuk memperingati Hari Jadi Kota Probolinggo ke 659 serta HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 73. (saw/saw)