Terkait Pawai Kontroversi, Disdikpora Copot Kepala TK Kartika V-69

2037

Probolinggo (wartabromo.com) – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Probolinggo mencopot Hartatik sebagai kepala Taman Kanak-kanak (TK) Kartika V-69, Rabu (22/8/2018) sore. Pencopotan itu sebagai konsekuensi dari kontroversi pawai bercadar dan bergaya bawa senjata, pada akhir pekan lalu.

Kebijakan pencopotan itu disampaikan oleh Kepala Disdikpora Kota Probolinggo Mochammad Maskur, saat berjumpa dengan sejumlah wartawan di kantornya, jalan Basuki Rahmat No.20A, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan. “pencopotan itu berdasarkan hasil penyelidikan internal dari Disdikpora. Dimana yang bersangkutan (Kepala TK, red) mengakui lalai, sehingga kami sepakat memberi sanksi berupa pencopotan,” ujar Maskur.

[Simak Videonya : Disdikpora Copot Kepala TK Kartika V-69 ]

Maskur menegaskan, pencopotan itu tak serta merta dilakukan oleh pihaknya. Namun sudah dilakukan kajian mendalam. Hal utama adalah berdasarkan aturan terkait aparatur sipil negara (ASN). Dalam kajian, terkait pawai kemerdekaan waktu itu, Hartatik tak melakukan koordinasi dengan Disdikpora maupun Kodim 0820 Probolinggo, selaku pembina lembaga pendidikan anak usia dini tersebut.

Dengan pencopotan ini, Hartatik dinonjobkan sebagai staff biasa di Disdikpora. Ketentuan itu berlaku mulai Kamis (23/8/2018).

Meski telah mencopot Hartatik, ternyata Disdikpora belum menyiapkan penggantinya. “Belum ada, saat ini posisi Kepala TK Kartika kosong, sehingga masih akan dilakukan koordinasi lagi untuk menentukan siapa pengganti posisi Kepala TK tersebut,” katanya.

Ia berharap, dengan kejadian itu tak ada lagi peristiwa atau kasus yang ditimbulkan karena miskoordonasi. Baik karnaval di lingkungan Disdikpora atau instansi lainnya. “Semoga tak ada lagi yang seperti ini, cukup ini yang pertama dan terakhir,” tutup pria asal Kabupaten Sampang itu.

Sebagaimana diwartakan sebelumnya, kostum yang ditampilkan oleh TK Kartika V-69, dalam pawai kemerdekaan pada Sabtu (18/8/2018) lalu, menjadi kontrovesi. Sebab, menggunakan pakaian serba hitam bercadar dilengkapi properti senjata laras panjang. Kostum ini, dikritik karena dianggap menanamkan faham kekerasan. Meski pihak sekolah tak ada maksud untuk menanamkan faham berbahaya bagi anak didiknya. (fng/saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.