Sukapura (wartabromo.com) – Tiga pemuda nekat mengibarkan bendera Merah Putih diatas jurang sedalam 50 meter. Aksi di jurang termasuk Desa/Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo itu, dilakukan untuk menunjukkan kecintaannya pada Negara Kesatuan Republik indonesia (NKRI).
Ketiga pemuda pemberani itu adalah Cokop Afandi, Mandra dan Suliyono alias Mendol. Mereka mengibarkan bendera Merah Putih dengan ukuran 8×4 meter pada pipa air. Padahal pipa itu membentang di atas jurang dengan kedalaman kurang lebih 50 meter.
Pengibaran itu dilakukan setelah ketiganya mengikuti upacara bendera, di Alas Jati Dusun Kebonsengon. Upacara itu sendiri digelar secara sederhana dan diikuti oleh 50 warga setempat. Usai upacara, ketiga pemuda itu memanggul bendera yang akan dikibarkan. Tanpa alat pengaman, mereka meniti pipa air yang membentang sejauh 300 meter di atas jurang.
“Cukup deg-degan saat meniti pipa air itu. Ya takut jatuh juga, meski sebenarnya sudah kami perhitungkan sebelum naik dan meniti pipa. Sebab, kami tidak menggunakan pengaman sama sekali, beruntung angin tak bertiup kencang,” tutur Cokop Afandi.
Dengan hati-hati ketiganya berjalan diatas pipa air tersebut. Sesampainya di tengah-tengah pipa yang menghubungkan Desa Sukapura di sisi selatan, ke Desa Ngepung di sisi utara, mereka kemudian mengibarkannya.
“Bendera itu kemudian kami bentangkan di tengah-tengah jurang dengan menggunakan media pipa air. Ini salah satu bentuk kami untuk mengenang jasa para pahlawan. Serta menunjukkan kecintaan pada negara Indonesia,” kata pria yang menjadi koordinator kegiatan itu.
Wanto, salah satu warga Desa Sukapura, mengapresiasi kegiatan rekan-rekannya itu. Apalagi daerah yang dikenal dengan ‘Jatian’ itu, sering dijadikan tempat beristirahat oleh sejumlah pengunjung Bromo. Sebab, keindahan alamnya cukup menarik mata untuk dipandang.
“Bendera itu, nantinya bisa dijadikan latar belakang untuk foto-foto atau selfie. Bisa menjadi obyek wisata alternatif bagi pengunjung Bromo. Harapan lainnya adalah semakin menumbuhkan nasionalisme kita kepada bangsa ini,” kata Wanto. (saw/saw)