Pasuruan (wartabromo.com) – Pemuda asal Kota Pasuruan miliki nama unik, Ganyang Penghalang Demokrasi Pancasila. Selain itu dua saudaranya juga diberi nama unik dan patriotik oleh ayahnya.
“Saya memberi nama anak sesuai dengan peristiwa jaman. Saya ini kan guru sejarah, sangat menghargai peristiwa momentum dalam masa itu. Ganyang lahir pada saat itu Indonesia (ada) pengaruh ideologi luar, yang dapat mengancam pelaksanaan demokrasi di Indonesia,” ujar Prayitno, ayah Ganyang, saat jam istirahat mengajar di sekolahnya, Senin (30/7/ 2018)
Nama Ganyang Penghalang Demokrasi Pancasila terungkap, mengemuka dan dapat dilihat dari Foto data diri pemuda 26 tahun itu, diwisuda di salah satu Universitas negeri di Kota Malang.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini ternyata tidak sendiri memiliki nama unik, kakak dan adiknya pun mempunyai nama yang mengandung unsur nasionalisme.
[Simak Videonya : Unik, Pemuda di Pasuruan Bernama Ganyang Penghalang Demokrasi Pancasila ]
Kakak Ganyang bernama Bela Nusa Bangsa (29) dan adiknya Bara Tegak Keadilan (22). Pasangan Prayitno Putro dan Eni Widyawati memberikan ketiga nama anaknya bukan untuk mencari sensasi melainkan untuk mencatat peristiwa yang terjadi ketika sang anak dalam kandungan.
“Pada saat 21 april, saya ikut upacara hari Kartni ya, pada saat ada lagu Bela Nusa Bangsa, saya berharap anak saya itu seperti Kartini. Makanya, saya namakan Bela Nusa Bangsa. Ada nafas Kartininya disitu. Bara juga begitu saat peristiwa Reformasi. Saat itu, orang ingin menegakkan keadilan, anak saya yang ketiga saya beri nama Bara Tegak Keadilan. Harapannya anak saya bisa menegakkan keadilan,” papar Prayitno.
Prayitno berharap anaknya dapat menjaga demokrasi pancasila, sebagaimana dengan koridor pancasila tanpa terpengaruh oleh ideologi bangsa lain.
“Saya punya keinginan anak saya bias meluruskan demokrasi pancasila, saya beri nama Galang penghalang demokrasi pancasila, agar demokrasi pancasila berjalan sesuai dengan pancasila,” harapnya.
Ganyang menceritakan pengalaman unik yang dialaminya, ketika duduk dibangku SMA. Nama aslinya yang unik itu, bahkan dikira palsu oleh Polisi saat memberikan sosialisasi tentang keselamatan berkendara, sehingga dirinya terkena hukuman.
“Terutama yang unik waktu saya SMA ada sosialisasi polisi tentang safety riding, teman saya iseng menulis nama artis, saya menulis nama asli, ternyata polisinya marah saat ketahuan ada yang nulis palsu, teman saya dipanggil, saya juga ikut dipanggil kena hukuman,” ujar Ganyang sambil tertawa.
Hal lain dari nama yang dimilikinya, Ganyang kerap diajak berswafoto, terutama mereka yang baru berkenalan, lebih-lebih siswa-siswi yang menjadi anak didiknya.
Ganyang Penghalang Demokrasi Pancasila, lahir pada tanggal 1 Oktober 1992. Saat ini dirinya menjadi guru, meneruskan profesi ayahnya, mengajar mata pelajaran sejarah, di SMA Negeri 3 Kota Pasuruan. (wil/ono)